Ep 17🖤❤️

3.4K 310 90
                                    


Perth menatap wajah sang kekasih yang masih setia memejamkan mata. Sudah 2 Minggu berlalu dan sang kekasih sudah melalu masa kritisnya dan ia juga sudah di pindah kan kekamar rawat vip. Dan juga sang kekasih menepati janji nya bahwa ia tidak akan meninggalkan nya tpi, tetap saja hati nya blum tenang jika mata indah itu blum juga di buka. Ia merindukan mata cantik itu disaat menatap nya penuh dengan cinta.

"Selamat pagi sayang . Kapan kau bangun? Apa kau tidak merindukan ku? Merindukan putra kita hem... "Perth membelai wajah sang kekasih yang pucat lalu memperbaiki selimut nya." Cepatlah bangun kau harus menepati janjimu untuk menikah dengan ku. "Perth mencium kening Sang kekasih setelah itu ia berjalan menuju sofa lalu membuka laptop dan memeriksa Email yang di kirim oleh sang adik selama ia tak masuk kerja. Karena selama sang kekasih masuk rumah sakit ia egan meninggalkan sang kekasih hanya untuk kekantor lagi pula ada sang adik yang menghandle pekerjaan di kantor.

Tok...tok...

Ceklek

"Papa..."

Sian masuk sambil berteriak membuat Perth tersenyum. Anak itu berlari kearah sang papa.

"Hup.... Jangan berteriak sayang nanti mama terganggu. "Perth mengendong sang putra sedang kan sang ibu hanya tersenyum.

"Ayo sarapan dulu, ibu bawakan sarapan untuk mu. "Sang ibu menyimpan bungkusan makanan di atas meja lalu duduk di sofa berdekatan dengan sang putra. "Bagai mana? Blum ada kabar juga?" Ibu Perth menatap sang menantu sang masih berbaring di atas tempat tidur dengan sedih.

"Blum sama sekali bu. Dokter sudah memeriksanya dan semua nya normal hanya saja ia blum mau membuka kan matanya ." Perth berucap dengan sedih sang ibu mengusap punggung sang putra .

"Kita bersabar saja, siapa tahu ada keajaiban nantinya."

Perth mengangguk menjawab ucapan sang ibu.

"Papa... Naik..."

Suara Sian membuat Perth dan sang ibu menoleh, sejak kapan anak itu sudah berdiri di ranjang ibunya? Perth bangun lalu menuju sang putra. Dan mengangkat nya naik keatas ranjang sang ibu.

"Hati-hati sayang. " Sian berbaring di sisi kanan sang ibu yang bebas dengan selang infus.

"Mama... Cup..." Anak itu mencium seluruh wajah sang ibu, membuat Perth dan sang ibu terharu.

"Bagun mama... Sian mau sekoya" Perth tak bisa menahan air matanya disaat sang putra mengatakan kata-kata yang membuat hati nya sakit. Sedangkan sang ibu sudah terisak. Lalu anak itu membaringkan tubuhnya di samping sang ibu dan memejamkan mata sambil memeluk ibunya. Perth mengusap rambut putra nya barulah ia meninggal kan mereka yang tertidur.

"Ibu bawah kan pakainya Sian ?" Perth berucap kini ia sudah duduk di sofa sambil memakan sarapannya. Bukan sarapan lagi tapi melainkan makan siang karena jam sudah menunjukan pukul 12 siang.

"Sudah. Ibu sudah siapkan semua nya." Perth mengangguk. Perth selesai dengan makan siang nya iapun membawa piring bekas ia makan ke wastafel lalu mencucinya setelah sudah selesai iapun melanjutkan pekerjaan nya yang tertunda sedangkan sang ibu membaca majalah yang memang disediakan di kamar itu.

Ceklek..

Mereka menoleh disaat suara pintu terbuka . Mean, Plan dan Gun masuk lalu memberi salam.

"Kalian sudah datang !" Sang ibu bangun langsung menyambut Plan dan membawanya menuju sofa. Sedangkan Mean dan Gun meletakan barang bawahan nya di atas meja samping ranjang Saint.

"Belum ada kabar? "Mean duduk di sofa lain yang berhadapan dengan Perth .

"Belum..." Perth menjawab dengan sedih Mean yang paham hanya bisa memberinya kekuatan.

Suamiku Seorang Pereman[PerthSaint]Where stories live. Discover now