𝙺𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝟸

9.1K 1.9K 85
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Ree membuka matanya, seorang pria tua sedang mengamatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Ree membuka matanya, seorang pria tua sedang mengamatinya. Seorang Andalas, kemungkinan berusia lima puluh-an tahun. Seluruh rambutnya sudah memutih, pun berewokan di wajahnya berwarna salju.

Butuh beberapa saat bagi Ree untuk akhirnya menyadari bahwa ia tidak merasa sedingin sebelumnya. Sesuatu yang hangat telah memeluknya dengan lembut. Tangannya menyentuh selimut tebal yang terbuat dari bulu di pundaknya.

"Apa ceritamu, gadis kecil?" tanya pria tua itu. 

Meski Andalas adalah negeri lain, negeri itu tetap masuk dalam kekuasaan Judistia. Raja Judistia memberikan wewenang bagi Andalas untuk tetap berupa daerah kekerajaan. Untungnya mereka menggunakan bahasa yang sama dengan Judistia.

"Aku... kehilangan segalanya," kata Ree lirih. Mata pria tua itu melunak.

"Namaku Xandor," suara pria tua itu berat namun kian lembut, "Ikutlah denganku."

Ree seharusnya menolak. Ibunya pernah memperingatkannya akan orang asing. Namun hari itu ... Ia ingin kehangatan daripada malam yang dingin. Ia ingin tempat untuk tertidur daripada pinggir jalanan desa. Ia ingin seseorang, siapa pun, daripada kesendirian yang ia alami selama beberapa hari terakhir.

Ia tidak ingin sendiri. Kesepian membuat pikirannya berpacu, berputar, dan ia semakin membenci dirinya sendiri setiap hari.

Ia ingin beristirahat, baik dari keadaannya yang mengenaskan maupun pikirannya sendiri.

Jadi ia mendorong kakinya untuk berdiri. Masih merapatkan selimut itu pada tubuh mungilnya, ia paksa kakinya melangkah. Langkah pertamanya goyah dan Xandor berusaha menggendong gadis itu untuk mempermudah perjalannya. Namun Ree mendorong tangan pria itu sehingga ia terjatuh kembali ke tanah.

Xandor menahan tatapan Ree. Tatapan gadis itu penuh determinasi dan ... amarah yang sedih. Ia mengerti, gadis itu tidak mau menerima bantuannya lebih lagi. Jadi pria tua itu menunggu dengan sabar hingga gadis itu dapat berdiri kembali. 

Namun Xandor adalah pria yang tidak bisa diam saja melihat seorang gadis seperti itu, ia melepaskan sepatunya kemudian meletakkannya di depan Ree. Sebelum gadis itu dapat berprotes, pria tua itu sudah berjalan beberapa langkah ke depan.

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang