𝙺𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝟺

7.5K 1.7K 30
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka meninggalkan para pria itu terbaring di lantai hutan setelah menanggalkan pakaian dan senjata mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka meninggalkan para pria itu terbaring di lantai hutan setelah menanggalkan pakaian dan senjata mereka. Lalu Dae mengambil alih kursi kemudi kereta sementara yang lain menaiki kereta itu. Ree, Xi, Xandor, Garin, dan Dae duduk bersila dan melingkar di dalam gerobak itu bersama dengan tiga perempuan muda dan lima anak-anak. Tidak ada lentera yang dinyalakan, tidak ada yang berbicara. Hening dan sunyi. Seakan semuanya sedang meratapi apa yang baru saja mereka lalui.

"Apa yang...–" Lidah Ree terasa kelu untuk melanjutkan pertanyaannya.

"Kami diculik dari desa kami." Kata salah satu perempuan dengan getir. 

"Karena kami bukanlah warga Andalas, para prajurit tidak memedulikan kami." Perempuan itu mengeratkan pelukannya pada anak lelakinya. 

"Ini adalah pekerjaan Nareen," kata Xandor. "Nareen Nygard, ia adalah pedagang bayaran kontraktor gelap."

"Bayaran kontraktor...?" Suara Ree terdengar sangat kecil dan lemah.

"Nareen memperjualbelikan barang-barang, makhluk, bahkan nyawa manusia utnuk dijadikan bayaran kontraktor," lanjut Xi.

Salah satu anak di pojok kereta merengek. "Ibu, bisakah kita pulang ke Judistia?"

Ree serasa terpukul mendengar hal itu. Mereka adalah warga Judistia.

Apakah mereka jugalah yang ikut kudeta Jagrav dan menduduki istana?

"Tidak, nak," jawab ibunya. "Tidak ada apa-apa lagi di Judistia untuk kita."

Secara tak sadar Ree menatap interaksi anak dan ibu itu dengan lama. Sang Ibu menangkap tatapan Ree. 

"Suami saya tidak setuju dengan gerakan Revolusi itu. Kami selalu dicerca dan dihasut untuk mengikuti gerakan itu hingga akhirnya kami pindah ke desa kecil di Andalas."

Ibu itu menghela napas. "Kami semua adalah keluarga-keluarga yang tidak menyetujui gerakan Revolusi itu. Kami merasa gerakan itu terlalu... mistis... dan meski keluarga royal tidak akan ingat, kami pernah ditolong oleh mereka."

Tangan Ree terkepal. 

Ia sangat beryukur tidak ada penerangan di kereta itu hingga matanya yang mulai berair tidak terlihat. Gadis itu terlalu kecil untuk mengetahui perasaannya sendiri, dan bagaimana ia harus merespon terhadap keluarga-keluarga malang itu.

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang