𝕭𝖆𝖇 24

6K 1.9K 86
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Ree dan krunya sampai di titik tempat mereka pertama kali memasuki goa, lingkaran pasir di bawah kaki mereka tiba-tiba meninggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Ree dan krunya sampai di titik tempat mereka pertama kali memasuki goa, lingkaran pasir di bawah kaki mereka tiba-tiba meninggi. Menaikkan tubuh mereka ke permukaan arena koloseum di atas.

Matahari menyerang mata mereka tiada ampun. Ree menghalau sinar itu dengan tangannya, sementara matanya berusaha beradaptasi dengan perubahan intensitas cahaya.

"Daaaaannnn... kru terakhir yang masuk dalam sepuluh besar adalah... KRU RANGGA!!!!" 

Teriak suara yang sudah pasti berasal dari Madoff di podium.

Para penonton bersorak. "Mari kita lihat hasil skor mereka!"

Kemudian kelima layar yang melayang di antara arena pasir dan bangku penonton mengganti tampilan mereka masing-masing menjadi angka besar yang menghitung ke atas. Tidak butuh lama bagi angka itu untuk akhirnya berhenti bertambah. Layar menunjukkan angka 1534.

Kelima layar itu lalu berganti tampilan kembali, menunjukkan bagaimana nilai itu diperoleh.

Frida dari Kru Pandawa – 1032, terbunuh oleh Ree dari Kru Rangga

Piwa dari Kru Rajawali – 502, terbunuh oleh Ree dari Kru Rangga

Gelombang kaget menerpa para penonton, mereka langsung berbisik satu sama lain.

"Mereka hanya membunuh dua peserta. Namun keduanya dilakukan oleh Ree. Apakah yang lain tidak memiliki perut untuk melakukan permainan?"

'Kau membunuhnya. Membunuh pria itu.'

Ree menangkap tatapan Bima. Ia tidak akan menghindari perbuatannya. Bocah itu harus sadar permainan seperti apa yang sedang mereka mainkan.

Mungkin Bima mengharapkan tatapan penyesalan dari Ree atas perilakunya. Tapi Ree tidak bisa memberikan itu. Ia menantang tatapan Bima dengan dingin. Kokoh dan tak tertembus.

'Tunjukkan padaku,' Bima berkata lagi melalui saluran mentalnya.

'Apa gunanya? Aku membunuhnya untuk poin. Titik.'

'Tunjukkan!'

Maka Ree menunjukkan masa-masa terakhir Piwa di benaknya. 

Ketika Ree telah menyeret tubuh Piwa ke tempat yang aman, Ree hendak meninggalkannya. Tetapi Piwa menghentikannya. Ia justru meminta Ree membunuhnya. Lengan dan kakinya sudah dipatahkan oleh Frida. Mereka terlihat tidak bertulang sekarang, seakan Frida telah membuatnya menjadi seperti plastik boneka. 

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang