𝙺𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝟽

6.6K 1.9K 88
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari baru saja terbenam di cakrawala, warna langit merupakan abstraksi antara warna merah muda, merah, biru, dan ungu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari baru saja terbenam di cakrawala, warna langit merupakan abstraksi antara warna merah muda, merah, biru, dan ungu. Cahaya bulan makin lama menerang. Sementara salju mulai menghiasi malam yang penuh darah itu.

Ree berada di Goa Naga Hitam selama seharian. Begitu ia dapat keluar, rasanya seperti mimpi. Awalnya hanya kegelapan yang dapat ia lihat. Seluruh tubuhnya bergemetar ketakutan. Kemudian warna gelap berganti menjadi warna merah. 

Berdiri di antara tubuh-tubuh yang kaku, di markas Nareen, puluhan –bahkan ratusan prajurit tergeletak. Mereka memenuhi lantai dan tangga di markas itu. 

Perempuan yang menusuk Ree tergantung pada duri-duri bayangan berwarna hitam yang besar. Lengannya kaku. Matanya menutup. 

Sebuah senyuman tipis menghiasi mayatnya. Mungkin ia senang akhirnya terbebaskan dari Nareen.

Ree memacu kakinya kembali ke halaman depan. Salju mulai hinggap pada jubahnya, pada alis matanya, pada bibirnya. Ree tidak merasakan dingin, ia tidak dapat merasakan apapun.

Di depannya, empat tubuh tergeletak dalam satu baris. Darah menodai warna salju di sekitar tubuh itu. Merah. Lautan merah menggenangi tubuh mereka, meresap ke dalam salju.

Mereka tidak bergerak sama sekali. Tidak bernapas. Hanya tergeletak di atas salju.

Dae, Garin, Xi, dan Xandor. Semuanya tidak bergerak.

Kedua tangan Xandor terpisahkan dari tubuhnya. Ree teringat perkataan Xandor bahwa untuk mengalahkan beberapa pemagis, kau harus memotong tangan mereka. Tangan adalah anggota tubuh yang paling sering digunakan untuk mengendalikan magis.

Kaki Ree mendekati Xi. Kulit pemuda Lixi itu sangat pucat, hampir seperti warna salju. Matanya terbuka, tetapi mata hitamnya tidak mengandung nyawa.

Sebuah bulir air menurun dari pipi Ree, jatuh pada pipi Xi. Dan tetap, pemuda itu tidak merespon.

Kesadaran baru memasuki Ree... ia tidak akan bisa melihat senyuman pemuda itu lagi. Tidak akan bisa merasakan kehangatannya lagi. 

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang