𝕭𝖆𝖇 27

6.7K 1.8K 113
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lex merasa tidak berguna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lex merasa tidak berguna. Bagaimana tidak? Dirinya berhasil dikalahkan telak oleh seorang pemuda berusia lima belas tahun.

Iya, iya, Lex tahu pemuda itu adalah Pemagis Murni yang telah dibicarakan banyak orang. Berita mengenai kemunculan Pemagis Murni sudah mencapai Judistia dalam waktu sebulan terakhir. Pemuda, berambut pirang, hidung mancung, mata berwarna biru muda ­–seorang Mencira, seorang Judistia dengan perawakan seperti Bima.

Berbeda dengan orang asli Andalas yang selalu berwarna rambut hitam atau cokelat. Mencira memiliki perawakan wajah dan tubuh seperti Andalas, namun rambut mereka selalu berwarna pirang. Dan Mencira adalah salah satu ras penduduk Judistia. Bukan Andalas, tentunya bukan Lixi. Tapi seratus persen Judistia.

Banyak spekulasi beredar mengenai Pemagis Murni. Mulai dari yang menganggap berita itu palsu, bahwa pemuda itu pasti berbohong, hingga anggapan bahwa ia adalah titisan para dewa. Lex awalnya percaya yang pertama.

Namun kemarin malam, ketika ia melihat pemuda itu, dengan deskripsi yang sama seperti rumor, mampu memunculkan dua jenis magis sekaligus... mau tidak mau ia harus percaya akan rumor itu.

Ditambah lagi, ia mendengar Ree memanggil bocah itu dengan namanya. Andreas.

Dia adalah adik yang dicari Ree. Dan kru yang Ree tidak percayai? Kru Pandawa. Pantas saja Ree tidak segan membunuh salah satu anggotanya, Frida. Apa lagi alasan untuk membunuhnya selain untuk mengeliminasi ancaman untuk adiknya?

Yaa... juga untuk mendapatkan nilai karena itu adalah bagian dari permainan. Lex tahu, Ree adalah satu-satunya yang memberikan nilai untuk kru mereka. Dan pernyataan ini jauh lebih membakar dari pertemuannya dengan Pemagis Murni.

Bahwa kru mereka bergantung pada Ree, seseorang yang tidak begitu mereka kenal. Sedangkan... Lex cukup tidak berguna di permainan kemarin.

Mereka bisa saja kehilangan Rangga. Jangankan turnamen, bila Rangga benar-benar hilang.... semua usaha pemberontakan, semua orang, semua pengorbanan– Lex tidak habis pikir apa yang akan terjadi bila... Lagi-lagi... bila Ree tidak ada untuk menyelamatkan, Lex mengutip perkataan Ree pertama kali mereka bertemu, 'bokong' mereka.

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang