𝕭𝖆𝖇 41

5.8K 1.9K 172
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Madoff masih tersenyum di podium ketika jam sakunya menunjukkan pukul dua belas tepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Madoff masih tersenyum di podium ketika jam sakunya menunjukkan pukul dua belas tepat. Raja dan Ratu di belakangnya sedang bertaruh peserta siapa yang akan muncul pertama kali di tangga sebelah kiri podium.

Pasalnya, sesuai desain magis kuno, mereka yang gagal di Ujian Putri Pertama akan muncul kembali di tangga sebelah kiri. Sebaliknya, mereka yang menang akan muncul di tangga sebelah kanan.

Selama ratusan tahun, tidak ada yang pernah muncul dari tangga di kanan podium.

Madoff memang merupakan makhluk buatan magis kuno. Ia tahu dalang dari dirinya adalah Wiseman. Kendati demikian, ia terprogram untuk bertindak sendiri. Ia terprogram untuk mejadikan Turnamen Mentari menjadi turnamen yang menyenangkan juga untuk memeriksa semua identitas peserta. Ia memiliki sistem pemikiran sendiri meski semua sensasi yang ia terima akan dapat diterima oleh Wiseman pula.

Beberapa bangsawan di lantai bawah terdengar sedang bertaruh mengenai adanya pemenang, yang akan muncul di tangga kanan. Madoff hanya tersenyum. Dia sudah sering mendengar taruhan yang sama selama lima ratus tahun. Orang yang bertaruh demikian selalu kalah.

Apalagi tahun ini... Putri Pertama –atau setidaknya yang diakui sebagai Putri Pertama tidak ada di antara peserta. Madoff melirik Putri Pertama Judistia yang duduk di kursi sebelah kiri Raja Andalas. 

Putri Rosea dibalutkan gaun berwarna lavender duduk dengan anggun. Topeng wajahnya menutupi ekspresi mukanya, sehingga dari sudut mata Madoff ia terlihat seperti patung. Setidaknya putri itu benar-benar merupakan Rosea Gayatri Janya. 

Madoff menggunakan sedikit magis kuno koloseum yang dapat ia kontrol untuk memeriksa identitas perempuan itu tatkala Raja Andalas memperkenalkannya pada Madoff. Ia terkejut tentunya, namun magis kuno tidak pernah berbohong.

Perempuan itu adalah Rosea, seorang putri dari generasi Janya yang terakhir. Meski ketika ia mencoba untuk mengonfirmasi pada Wiseman, pria tua itu tak menghiraukan Madoff.

Perempuan itu terlihat memprihatinkan. 

Rosea terlihat tak bernyawa, seakan ia tidak memiliki gairah hidup. Yak, bila seluruh keluargamu dibantai dalam satu hari, bisakah kau membayangkan perasaan Rosea?

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang