𝕭𝖆𝖇 19

6K 1.8K 41
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Danum tersesat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Danum tersesat. Nyatanya kemampuan mata burung hantunya tidak dibekali dengan kemampuan membaca labirin. Ia ingin mengutuk siapapun yang membuat gua ini.

Ya, apa lagi yang dapat ia lakukan selain melangkah maju? Jadi ia meneruskan perjalanannya hingga ia menemukan seseorang... atau permainan selesai... 

Ah, ia sudah sangat lelah dengan gua labirin ini hingga ia mulai tidak peduli dengan permainan.

"Kau tahu antingmu itu seperti mercusuar akan posisimu, kan?" Kata sebuah suara bariton. Karena mereka berada di gua, suara itu terdengar bergema... dari segala arah. Danum mengubah gendang telinganya menjadi lebih sensitif sehingga ia dapat menemukan sumber suara.

"Apa kau sebegitu tidak pedulinya bila ditemukan?" Suara itu berasal dari sebelah kanannya.

"Atau sengaja ingin ditemukan?" Kali ini suara itu berasal dari kirinya.

Karena terlalu cepat memutar kepalanya ke kanan dan kiri mengikuti sumber suara, gemerincing antingnya terdengar lebih besar. Besi-besi itu bergetar karena benturan akan satu sama lain, membuat suara yang merdu.

"Berapa banyak anting yang kau pakai?" Tanya suara itu lagi, kali ini dari belakangnya. Danum memutar balik tubuhnya. Lagi-lagi antingnya bergemerincing merdu. 

Frustasi, Danum berkata, "Tunjukkan dirimu, pengecut!"

Sebuah tangan menyentuh telinga Danum yang memanjang akibat berat antingnya. Sebuah sentuhan yang lembut.

Sentuhan yang Danum tidak akan tolerir. Dengan cepat dan kuat ia mengayunkan tongkat kayunya ke belakang. Sebuah rintihan kasar menandakan ia mengenai targetnya.

Kali ini Danum memutar tubuhnya untuk melihat si sumber suara. Seorang pria yang sedang membungkuk memegangi kemaluannya.

"Wow... k- kau sangat kuat," katanya.

"Memegang telinga wanita Dijamer adalah pelanggaran besar, kau tahu."

"Ma– maaf..." rintih pria itu. 

Ketika pria itu mendongakkan kepalanya, Danum mengenali mukanya sebagai multi-rasial. Campuran Andalas dan Lixi sepertinya.

Danum mengubah kulitnya menjadi besi. "Kau bisa meminta maaf pada bangsaku di surga." 

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang