𝕭𝖆𝖇 51

5.9K 1.8K 126
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kau tidak ingin memercayainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kau tidak ingin memercayainya. Bagaimana kau bisa? 

Ketika orang yang sangat kau sayangi justru menikammu. 

Ketika kau pikir kau mengetahui orang itu, tapi ternyata kau tidak. 

Hal seperti ini membuatmu berpikir, apa salahmu? Mengapa hal ini bisa terjadi?

Untuk sesaat, padangan dan pendengaran Ree menjadi kabur. Ia hanya dapat mendengar deru napasnya sendiri. Darah di perutnya mulai mengalir keluar, terasa hangat di tangannya, tapi gadis itu masih menatap Andreas. Mencari di balik mata adiknya... mencari sebuah alasan.

Pendengarannya kembali lebih cepat sementara pandangannya masih terbutakan oleh sinar yang silau. Ia mendengar di kejauhan orang-orang mulai berteriak. Lebih histeris dari sebelumnya. Kedengarannya ada yang sudah meninggal –mungkin orang-orang yang jatuh itu. 

Lalu Ree mendengar derap langkah kaki. Semakin lama semakin keras. Tepat ketika mata Ree sudah terbiasa dengan cahaya matahari, seseorang mengangkat kepalanya. Pandangannya kepada Andreas dihalangi oleh wajah Kai.

Tangan besar Kai menekan luka tusuk di perut Ree. "Bertahanlah, bocah," bisiknya.

Kini Ree dapat melihat bahwa tak hanya Andreas dan Bida yang berada di arena pasir. Semua anggota kru Bida dan kru Pandawa memunculkan diri. Mereka mengelilingi Ree dan Kai. 

Ree melirik gapura tempat kru Penyihir Putih berada. Sebuah tembok transparan dengan ukiran simbol antimagis menghalangi kru itu untuk keluar. Simbol sama yang digunakan Madoff untuk menghalangi magis Ree. 

Kemudian Ree melirik gapura tempat kru Pangeran Pemberontak berada. Rangga baru saja memasuki arena kemudian ia melemparkan sesuatu dan mengukir simbol yang sama. Sebuah tembok transparan terbentuk begitu cepat hingga Lex dan Danum terhantam olehnya ketika mencoba berlari keluar.

Ree menangkap pandangan Rangga. Ree kecewa... tapi Ree mengerti mengapa ia melakukannya. Rangga putus asa membutuhkan bantuan Putri Pertama untuk pemberontakannya. Ia melihat Rangga membisikkan sesuatu kepada teman-temannya di balik tembok itu, mungkin menjelaskan alasannya mengorbankan Ree.

Turnamen Mentari | Seri 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang