part 37

8.1K 483 94
                                    

Ilustrasi pernikahan Gus. Kagak diundang padahal ngarep cuy 😂
Lagi baik hati karena sudah dibuatkan Vidio klip. Oke selamat membaca 👇👇

🥀🥀

Hati manusia laksana kertas putih. Akan sulit dibersihkan jika sudah terkena coretan. Membekas menyisakan kenangan. Terlebih parah jika itu kenangan pahit. Membiarkan ia ternodai semakin parah adalah kesalahan besar. Lalu ... harus bagaimana lagi? Ia sendiri yang menginginkan demikian.

🥀🥀

(POV Jingga)

Sudah dua pekan berlalu sejak kami pindah ke rumah baru. Hari-hari berlalu dengan sia-sia, anggap saja aku sedang berada di dalam sangkar emas. Tidak bisa kemanapun bahkan di depan gerbang.

Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi. Entahlah ... situasi ini benar-benar menguras emosi. Gus juga sering berada di luar, hanya ada aku, bibi, dan Al di rumah ini sekarang.

"Ning Jingga?" Suara bibi mengalihkan atensiku.

"Iya, Bi."

Raut wajah Bi Ina terlihat gelisah.

"Eumm ... Bibi mau ngomong sesuatu. Tapi Ning janji jangan marah sama Bibi, ya."

Aku terdiam. "Memangnya ada apa, Bi?" Gelagat Bi Ina terlihat aneh, tidak seperti biasanya.

"Semalam Bibi ...," Terdapat jeda dalam nada bicaranya. "Aduh gimana cara ngomongnya ...." keluh Bi Ina. Jari-jarinya meremas ujung jilbab yang melambai-lambai di terpa angin. Kami tengah berada di taman belakang saat ini.

Bibi terlihat berpikir. "Semalam Bibi liat Gus pulang telat."

Aku mengernyit. "Maksud Bibi?" tanyaku mengurai rasa penasaran.

"Tepatnya pukul 3.00 malam Ning," cicit Bi Ina.

"Bibi yakin?"

Bibi mengganguk. Aku tidak yakin, semalam aku tidur begitu pulas. Seharian mengurus Al yang terus-terusan menangis membuatku kecapekan.

"Enggak biasanya. Udahlah Bi, enggak usah terlalu dipikirkan. Gus memang sibuk akhir-akhir ini."

Ya, suamiku memang terlalu sibuk akhir-akhir ini, sampai lupa waktu.
Kesibukan apa yang ia lakukan aku pun tidak sepenuhnya paham.

Intinya percaya aja. Lagi pula tidak mungkin ia berbuat yang tidak-tidak.

Suara ketukan pintu membuat kami sama-sama menoleh. Bi Ina masih bersamaku.

"Biar Bibi aja Ning!"
B

i Ina melangkah dengan tergesa menuju pintu. Aku juga mengekorinya dari belakang.


"Kak Aisyah?" Aku begitu terkejut melihat sosok wanita yang berdiri di hadapanku saat ini.

GUS ZAIDAN (Mahabbah cinta Gus) Selesai✓ (Open Pre Order) Where stories live. Discover now