JALAN

46 7 0
                                    

satu minggu kemuadian

satu minggu sudah berlalu, tak jarang difa,bagas dan derlo sering berkomunikasi, derlo sering sekali mengirim pesan ke difa seakan akan ia tidak mempunyai pacar

dan bagas, sama seperti derlo, keduanya sering membuat difa pusing

pernah suatu hari, disaat difa sedang bersama keluarga besarnya, derlo dan bagas mengirimnya pesan dan itu membuat difa tidak bisa melihatnya karna kalau sedang bersama keluarga besar difa tidak diizinkan untuk membuka hpnya

ada yang sama?

akhirnya difa mematikan hpnya, dan menyalakannya setelah acara keluarganya selesai

dan lihat, derlo dan bagas mengirim hingga 50 pesan kepadanya

dan itu membuat difa tidak suka

spam.

Hari ini seperti biasa difa akan turun ke bawah dan memulai aktivitasnya dengan sarapan pagi

Setelah sarapan difa keluar dari rumah dan masuk mobil

"bye ma" ucap gabi yang baru keluar rumah

"Bye, having fun at camp" ucap dania

seperti yang dibilang dania, sekolah gabi mengadakan kemping di puncak dan itu di ajukan untuk siswa siswi kelas enam saja.

selama tiga hari kedepan tidak ada lagi yang mengetuk pintu kamar difa untuk sekedar maraton film sampai malam.

Difa akan menonton sendirian, mengajak grani, sepertinya tidak mungkin, anak itu tidak suka di ajak maraton hingga tengah malam

kalau kata grani, tidak baik untuk kesehatan.

Akhirnya difa pun sampai di sekolahnya.

saat ia sedang berjalan di koridor dengan wajah tertunduk, dari arah lain ada seseorang yang menabraknya dengan sengaja, dan itu membuat tubuh difa yang tidak siap menjadi terhuyung kebelakang dan terduduk di lantai

"Akhhh" rintihan difa saat ia terduduk di lantai

"ups maaf" ucap wanita yang sengaja menjatuhkan difa

Difa berdiri dan membalikan badannya untuk melihat orang yang sudah membuatnya jatuh

Difa menatap wanita itu dengan dahi yang bergelombang

beberapa hari kebelekang ini difa sangat jarang melihat perempuan ini di sekolah

tetapi, hari ini ia kembali lagi dan berbuat ulah

"maaf dif" ucap velly seperti tidak tulus meminta maaf

"gua maafin" tutur difa dan berbalik untuk memasuki kelas

"gua sama derlo renggang" ucap velly dan membuat langkah difa terhenti dan berbalik melihat velly dengan wajah bingung

'terus?, apa hubungannya sama gua?' Ingin sekali difa mengeluarkan kata kata itu, tetapi ia tahan

"terus?" Jujur difa bingung harus ngomong apa

"Gua gak tau yaa.. kenapa akhir akhir ini derlo sering banget nyebut nama lu" ucap velly dan membuat dahi difa berkerut

"maksud lu?"

"Yaa.. derlo sering banget salah sebut nama, dari vel, jadi dif" ucap velly

"nama lu difera vellysa kan?, positif thinking ajah, mungkin dia nyebut nama depan lu?, jangan nething duluan, gak baik buat hubungan" ucap difa dan kembali berjalan ke kelas

velly sekarang dibuat bingung, perkataan difa ada benarnya, tetapi itu sangat bertolak belakang dengan yang ia fikirkan

_________

Line
Bagas

dif, jalan yuk

kemana?

ke taman ajah, yang deket

boleh

pulsek ya?

okee..
Tapi jangan lama lama

engga kok

ok

Akhirnya bell pulang sekolah berbunyi dan itu membuat para manusia yang berada di kelas keluar berbondong bondong karna sudah capek dengan pelajaran yang membuat otak semakin ingin keluar dari kepala 

Dan waktu ini sering kali ditunggu anak anak sekolah yang benar benar anak rebahan.

see aku termasuk :)

akhirnya difa pun yang bisa dibilang team rebahan langsung saja keluar kelas sampai ia teringat kalau ia akan di ajak bagas keluar untuk sekedar bermain.

'Hmm..gak jadi rebahan' batin difa

"gua duluan ya" ucap difa

"tumben, biasanya nunggu jemputan" ucap raya

"Gua tadi udah bilang sama jemputan gua, kalo gua mau pergi sebentar"

"kemana?" Tanya sandrina

"lu tanya kakak sepupu lu ajah" ucap difa dan langsung membalikan tubuhnya dan berjalan ke luar

raya yang mendengar perkataan difa langsung saja merubah wajahnya menjadi terkejut

"S--sumpahhhh" ucap raya sedikit berteriak

"ray, bisa gak, gak usah ngomong di samping, telinga gua sakit" ucap sandrina kesal

"lu wajib tanya sama sepupu lu itu, Wajib!" Ucap raya dan membuat sandrina jengah

"Nanti lah, gua mau liat anak anak piket dulu, EH!, piket lu ray" ucap sandrina yang mengingat jadwal piket raya

Percayalah, sandrina hanya mengingat jadwal piket kedua sahabatnya saja

Raya hanya memasang wajah yang tersenyum dengan gigi yang terlihat

"gigi lu ada cabenya" seketika tangan raya mengambil kaca yang selalu berada di kantung roknya

"boong mulu kerjaannya" gumam raya saat melihat tidak ada cabe di giginya

"RAYAA PIKETT!!" teriak sandrina di kelas dan membuat raya langsung mengambil sapu yang digenggam oleh temannya

"ihh, ray gua belum selesai" ucap salah satu teman raya dan membuat raya geram

"lu pulang ajah sana" ucap raya dan membuat temannya senang

"Serius" ucapnya dan membuat raya mengangguk

akhirnya temannya mengambil tas tetapi ia terhenti karna teriakan sandrina

"Mau kemana?!"

"Pulang"

"siapa yang suruh"

"raya"

seketika wajah raya terangkat sempurna dan melihat sandrina

"ehhh, siapa suruh lu pulang?" Tanya raya seakan akan ia tidak ngomong seperti itu dan membuat temannya bingung

"pikett nihh, enak ajah pulangg" ucap raya sambil memberi sapunya kepada temannya itu

"tadi kata lu" ucap temannya berbisik

"ahh, gak bisa jaga rahasia lu" ucap raya dengan wajah kesalnya

kan jadinya dia yang kena omel sandrina

*******

Jangan lupa vote dan komenn

aku usahain akan update setiap hari.

asal kalian kasih aku vote dan komen.

maaf kalo gak dapet feelnya, aku bukan penulis yang handal.

makasih :)

My Story.My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang