8. Kouhai

2.1K 358 38
                                    

Haruka tetap menelungkupkan kepala di atas meja dengan menjadikan sebelah tangan sebagai bantal. Secara langsung, bahkan orang dari pintu masuk perpustakaan pun tahu jika sang Komite perpustakaan itu tidur.

Iya. Tidur dalam arti sebenarnya.

Hanya saja ya... Tidurnya Haruka itu...

"Sumimasen Senpai, novel klasik karya Dazai Osamu sensei di sebelah mana ya?"

"Rak ke-lima paling ujung. Cari di baris ke-tiga, dua atau tiga buku dari samping kanan." Jawabannya dikatakan dengan begitu lancar tanpa hambatan, namun posisinya tidak berubah. Kepalanya masih ada di atas meja, berantakan sebelah tangan. Dia seperti orang yang mengigau. Bicara dalam tidur.

Tapi, asal tahu saja. Murid Inarizaki yang sering kali menyambangi perpustakaan sudah terbiasa dengan tingkah ajaib komite perpustakaan yang satu ini. Awalnya sih mereka kira Haruka cuma asal bicara, tapi setelah mereka cari... Ternyata jawaban itu benar. Tidak melenceng sedikit pun. Letak buku, di rak mana dia disimpan, bahkan sampai baris bukunya pun dia hafal tanpa melihat komputer yang ada di depannya.

Iya. Julukan toshoukan no akuma diberikan bukan tanpa alasan. Selain karena Haruka seperti menghafal nyaris seluruh letak buku, dia juga bahkan bisa langsung menegur para pelanggar ketentuan perpustakaan dalam keadaan yang seperti tidur. Iya. Diberi hukuman lagi. Kan menyeramkan. Jelas saja dia dijuluki iblis perpustakaan.

Jangan remehkan hukuman yang diberikan Haruka, kawan. Begitu-begitu, Haruka itu seperti cinta mati pada buku. Maka saat salah satu murid kedapatan merusak atau mengotori buku, dia tidak akan segan memberi hukuman berat pada murid tersebut.

Tidak jarang juga dia menyuruh siswa yang merusak buku perpustakaan untuk menggantikan buku rusak dengan buku baru yang sama.

Pernah ya, beberapa murid yang kedapatan menghilangkan buku klasik mengadu langsung pada OSIS, meminta bantuan untuk meringankan hukuman mereka. Karena kan, buku klasik itu susah didapatkan. Harganya mahal lagi. Jadi mereka mengadu pada dewan siswa mengenai kelangsungan hidup mereka dan hubungan mereka dengan minjam meminjam buku, tapi sayangnya, hasilnya justru diluar ekspektasi.

Bukannya menuruti permintaan OSIS, Haruka malah menantang OSIS buat membantu mencari buku yang hilang. Kan OSIS jadi tidak bisa berkutik.

Jadilah setelah kejadian itu tidak ada lagi yang berani melaporkan Haruka pada OSIS.

"Arigatou, Senpai."

Tidak ada jawaban. Sosok itu tersenyum sebelum akhirnya melangkah riang menuju tempat yang disebutkan Haruka.

"Ryuugasaki senpai, konnichiwa." Suaranya sedikit halus, namun tetap menyimpan rasa dendam yang kentara.

Tidak ada jawaban. Haruka sama sekali tidak akan menanggapi pertanyaan selain mengenai buku dalam kondisi seperti ini.

Lagipula si berandalan yang satu ini pasti cuma mencari masalah saja.

"Ryuugasaki senpai, aku mencari majalah mingguan olahraga,"

"Rak ke-dua dari kiri, baris ke-lima."

Atsumu mengerjap. Dia menyeringai. Ah, ternyata benar... Senpai yang satu ini sungguhan menghafal letak buku di perpustakaan.

"Kalau buku sejarah dunia, Senpai?"

"Rak pertama paling ujung, cari baris ke-tiga."

"Hee~ jauh sekali..."

Tidak ada tanggapan.

Atsumu kian berniat membuat sosok ini jengkel. Iya. Dia harus balas dendam pada sosok ini. Kan gara-gara orang ini dia dimarahi kaptennya.

RenjanaWhere stories live. Discover now