20. Last Confession

2.6K 361 393
                                    

Haruka menaikkan sebelah alis saat mendapati keberadaan sosok tidak asing yang memiliki kemungkinan paling rendah bisa berada di sana. Berdiri tepat di hadapannya yang berada di depan perpustakaan kota. Tempatnya bekerja.

"Meh, Ryuugasaki senpai," Suara orang itu mungkin tidak dimaksudkan buat diucapkan dengan lantang, tapi dia sungguhan mengucapkannya tanpa sadar.

Haruka menghela napas pelan. Dia berjalan seolah tidak mengenal sosok yang tak lain adalah mantan adik kelas yang selalu suudzon saja padanya. Dia kira berjalan abai akan membuat sosok itu juga mengabaikannya, tapi justru secara tidak terduga dia memanggilnya. Bahkan mengikutinya.

"Ryuugasaki senpai,"

Haruka menoleh. Dia sebenarnya tidak punya dendam apa pun pada orang ini. Tapi entah kenapa saat berhadapan dengan orang ini Haruka selalu merasa akan mendapatkan sesuatu yang buruk?

"Naa Aniki kun, bisa tidak berhenti mengikutiku? Aku iritasi banyak orang yang melihat kemari." Dia bicara dengan nada malas.

Bahkan setelah bertahun-tahun, dia tidak banyak berubah. Kantung mata itu masih sama. Caranya bicara juga masih seperti orang malas. Mungkin hanya caranya berjalan saja yang sedikit berubah.

Omong-omong, kalian pasti tahu siapa yang disebut aniki kun oleh Haruka kan? Hm. Hm. Siapa lagi kalau bukan Miya Atsumu. Orang yang sudah menjadi seorang pemain voli profesional. Makin banyak pula fans nya si manusia satu ini.

"Senpai aku hanya ingin menyapa Senpai dengan benar. Itu saja." Dia bicara dengan nada acuh tak acuh. Tidak sadar jika dia sendiri yang membuat masalah.

"Nah kau sudah menyapaku, jadi kau bisa pergi sekarang. Aku tidak suka perhatian umum."

Atsumu mendesah. Matanya menyorot sosok itu dengan tatapan ragu. Sungguhan orang ini yang dibicarakan Osamu kemarin yang akan---

"Kenapa kau suka sekali melihatku seperti aku baru saja menghamili Kita kun sih?"

Kenapa rasanya de ja vu?

"Naa Aniki kun, sudah kubilang. Aku masih waras. Aku tidak pernah punya niat buat menghamili Kita kun apalagi sampai memperkosanya. Kau ini kenapa suka sekali menuduhku jadi senista itu sih?"

Uwaahhh... Dia bicara panjang sekali...

Mungkin karena faktor banyaknya pasang mata yang terus memperhatikan keduanya, Haruka menjadi sedikit frustasi sampai bicara sepanjang itu pada Atsumu.

Tapi ya, sungguhan. Memangnya tidak ada kata lain apa yang bisa dikatakan Haruka selain ucapan sefrontal itu?! Kan Atsumu jadi makin frustasi.

'Sungguh orang ini yang akan menjadi---'

"Nah, kalau kau sudah mengerti, kau boleh pergi. Kau bisa pegang omonganku. Aku tidak akan menghamili Kita kun. Aku bisa jamin itu."

Oii tentu saja!

Lagipula mana ada ceritanya laki-laki bisa dihamili perempuan kan?
Kalaupun ada pemerkosaan laki-laki oleh perempuan yang hamil tetap si perempuan kan?!

Tidak. Tunggu dulu.

Atsumu mengerang frustasi. Dia menatap sosok itu dengan pandangan tak percaya.

"Ryuugasaki senpai, bisa berhenti mengatakan hal seperti itu?" Suaranya seperti orang yang begitu memelas. Dia memohon dengan sangat.

"Aku sudah berhenti." Tukasnya, datar.

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang