18. Graduation

2K 321 85
                                    

Hari kelulusan anak kelas tiga akhirnya tiba. Acaranya berjalan khidmat sekali. Tapi sungguh, jangan berharap lebih pada Haruka. Dia itu ya, meski hari kelulusan sekalipun, tetap saja dengan santainya mengantuk bahkan tidur saat upacara kelulusan dimulai. Kita Shinsuke saja yang berada di depannya sampai dibuat mengerjap tidak percaya melihat anak itu dengan santainya tidur pada waktu kelulusan.

Beruntungnya bukan Haruka yang ditunjuk sebagai perwakilan Kelas buat menyampaikan pidato kelulusan. Entah apa yang akan terjadi jika Haruka yang terpilih menyampaikan pidato.

Seperti yang sudah diduga. Anak tim voli dan klub lain melakukan sesuatu yang cukup heboh buat melepas para senpai mereka. Berterima kasih atas kerja keras mereka selama tiga tahun. Tentu. Tidak terkecuali dengan Komite Perpustakaan. Anggotanya bertambah setelah bunkasai. Dan setelah apa yang Haruka lakukan, sepertinya Komite Perpustakaan tidak akan terancam dibubarkan lagi.

Yuna bahkan sampai menangis sesenggukan sembari memeluk Haruka, sementara di sampingnya Watase (Satu-satunya anggota komite perpustakaan laki-laki) berdiri sembari menggeleng, pelan. Tidak heran sih. Mereka sudah dua tahun menjadi komite perpustakaan, dan dua senpai kelas tiga mereka banyak membantu mereka, bukan cuma tentang perpustakaan, tapi juga mereka sering membantu dua orang itu belajar. Yuzuki sih karena dia orangnya sedikit heboh dia malah ikut menangis saat Yuna memeluknya. Haruka? Dia tidak menangis. Dia bersikap cool. Sungguh. Matanya bahkan tidak terlihat mengantuk saat berhadapan dengan Watase dan Yuna.

Anak-anak anggota voli? Jangan tanyakan. Mereka heboh sekali melepas kelulusan anak kelas tiga. Ginjima saja sampai berkaca-kaca setelah mendapat nasihat terakhir dari para senpainya (iya. Akhirnya posisi kapten tim jatuh pada Ginjima Hitoshi).

.

.

.

Sosok itu berdiri di halaman belakang sekolah. Dia sedang menunggu sosok yang memintanya datang ke tempat yang sunyi itu. Ya... Lagipula saat ini banyak tempat di sekolah yang sudah sepi.

Yang berjalan mendekatinya adalah Himawari. Dia berjalan dengan langkah percaya diri seperti biasanya. Sementara yang menunggu tidak lain adalah Kita Shinsuke. Entah untuk alasan apa sampai Himawari memanggilnya di hari terakhir mereka berada di sekolah.

Oh tolong singkirkan pikiran liar kalian ya. Tidak akan ada adegan kokuhaku Himawari pada Kita. Tidak akan terjadi hal semacam itu.

"Maaf Kita san membuatmu menunggu." Dia bicara dengan rasa penyesalan. Himawari harus berusaha keras melepaskan diri dari banyaknya orang yang mengerubunginya. Nasib siswi kesayangan banyak orang. Tidak aneh lagi.

Kita mengangguk. Singkat. "Jadi, ada urusan apa kau memanggilku kemari, Sasahara?" Dia bertanya secara langsung.

"Itu..." Suaranya sedikit ragu. Tatapan matanya agak goyah saat dia berusaha menatap sosok di hadapannya. Himawari menghela napas panjang. Dia meneguhkan diri. "Aku rasa harus memberitahu ini pada Kita san," Setelah beberapa saat, Himawari membuka suara. "Ini tentang Haru chan," Lanjutnya, sedikit pelan.

Kita mengernyit. Ekspresi wajahnya sedikit rumit saat dia menatap Himawari dengan penuh tanya.

"Mungkin ini tidak ada hubungannya dengan Kita san, tapi, entah bagaimana, kurasa, aku harus memberitahu Kita san tentang masalah ini." Dia sudah bertekad sejak lama untuk memberitahukan hal ini pada pemuda di hadapannya.

Kita diam. Menunggu.

"Haru chan tidak pernah bisa tidur saat suasana di sekitarnya hening, itulah kenapa dia selalu datang ke sekolah dengan keadaan mengantuk." Himawari berhenti untuk menghela napas. Mengisi udara di paru-paru nya. "Kita san, apa kau pernah mendengar tentang pembunuh berantai yang meresahkan daerah Kanto saat kita SD?"

RenjanaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ