10. First Day

2.2K 349 23
                                    

Seperti tahun-tahun sebelumnya, bunkasai di SMA Inarizaki begitu ramai. Banyak pengunjung yang berdatangan. Masyarakat di sekitar sekolah, siswa sekolah lain, alumni, bahkan mahasiswa. Ah sudahlah. Yang jelas bunkasai tahun ini pun mendapatkan kesuksesan yang bisa dibanggakan.

Banyaknya pengunjung yang datang tentu saja dimanfaatkan oleh para siswa untuk menarik pengunjung. Tidak terkecuali murid kelas 3-7 di mana Kita Shinsuke berada. Cafe kelas mereka penuh. Bahkan beberapa sampai mengantri. Tidak heran sih jika mengingat siapa yang ditugaskan menjadi sosok yang mempromosikan cafe kelas mereka.

Takagawa dan Himawari. Dua ace-nya tim basket putra dan putri, sekaligus sosok yang paling banyak dikenali orang. Apalagi Takagawa. Katanya, katanya loh, katanya, dia itu diam-diam punya fanclub tersendiri. Oh isinya tentu saja anak gadis. Mirip-mirip seperti si pirang kelas dua dari tim voli putra. Bedanya, si pirang tim voli suka sekali mematahkan hati anak gadis orang, sementara Takagawa dikenal sebagai sosok yang gentle. Menurut pengakuan para anggota tim basket putra sih, Takagawa bahkan tidak sadar jika dia memiliki cukup banyak fans. Himawari sih sudah jelas. Tapi ya, bedanya, isi dari fanclub nya Himawari itu tidak hanya diisi oleh anak laki-laki saja. Anak perempuannya juga banyak. Bahkan jumlahnya lebih banyak dari fanclub nya si pirang tim voli. Oh jelas. Himawari itu anak baik-baik dan berbudi luhur. Begitu-begitu, Himawari tidak tega loh saat melihat nyamuk yang diterkam cicak. Dengan adanya Himawari dan Takagawa, tentu saja pengunjung cafe kelas 3-7 menjadi membludak sampai menciptakan antrian sehingga para murid yang bertugas sebagai pelayan terpaksa memberikan batas waktu bagi para pengunjung.

Oh satu lagi. Selain menyediakan berbagai makanan dan minuman khas Jepang, cafe mereka juga memberikan servis yang menjadi salah satu alasan membludak nya pengunjung. Iya. Pengunjung bisa berfoto dengan para siswa kelas 3-7 tanpa terkecuali. Omong-omong, selain Himawari dan Takagawa, Kita Shinsuke menjadi salah satu siswa kelas 3-7 yang paling sering dimintai foto bersama. Apalagi kan... Para siswa kelas 3-7 berpakaian adat Jepang. Yang laki-laki menggunakan hakama dengan haori khas seragam Shinsengumi dengan pedang kayu di pinggang mereka, dan anak perempuannya mengenakan yukata. Sudahlah. Kelas ini menjadi sorotan. Sudah macam cosplay zaman Edo dulu.

Tapi ya, di tengah kegembiraan dan euforia bunkasai, jangan lupakan satu sosok yang sejak pagi tadi cuma tidur. Iya siapa lagi kalau bukan Haruka. Dia sukses bisa tidur di hari pertama bunkasai tanpa melakukan apa pun. Pekerjaannya cuma menelungkupkan kepala di atas meja sembari menutup mata. Selesai. Dia sudah macam penunggu tempat istirahat saja di sana.

Oh, keberadaan Haruka di tempat istirahat tentu tidak lepas dari campur tangan Kita. Iya, kalau dia tidak membawanya ke tempat ini, yang ada Haruka harus menunggu kedatangan Himawari sampai dia bisa tidur tanpa terganggu. Oh omong-omong, pundak Haruka diselimuti jas almamater sekolah. Iya. Almamater seragam milik Kita Shinsuke. Dia berbaik hati meminjamkan jas almamater nya untuk dipakai Haruka sementara dia tidur tanpa menyadari apa pun.

Itu adalah waktu pergantian shift pertama saat Kita berjalan menuju ruang istirahat. Dia belum makan, dan nanti setelah istirahatnya selesai, katanya anak-anak tim voli akan datang berkunjung ke kelasnya. Jadi tentu saja dia pasti butuh tenaga lebih. Hal pertama yang Kita temukan dalam ruangan istirahat adalah sosok yang tidur lelap. Bahkan sepertinya dia tidak terganggu akan kedatangan Kita. Tetap tidur lelap. Tidak terganggu.

Yang ada dalam pikiran Kita adalah ingatan jika gadis ini sudah datang ke sekolah sejak pagi dan kemungkinan besar gadis ini belum makan sejak pagi. Apalagi kan sejak tadi kerjaan anak ini cuma tidur. Jangankan saat bunkasai, saat hari biasa saja Haruka untuk makan siang harus dipaksa dulu oleh Himawari apalagi sekarang yang Himawari sibuk bukan main kan?

Percayalah. Kita Shinsuke meski selalu terlihat tanpa ekspresi, dia itu merupakan anak laki-laki yang punya kebaikan luar biasa. Hasil didikan sang nenek tercinta. Maka dengan lapang dada, Kita Shinsuke perlahan mengguncang bahu si gadis. Membangunkannya. Perlahan.

RenjanaWhere stories live. Discover now