Chapter 21. Hospital pt. 2

36 7 0
                                    

Pagi beranjak berganti siang, mendung menghilang berganti sinar matahari sedang yang berada di puncak panasnya, membuat orang-orang lebih memilih untuk berdiam diri dalam sebuah ruangan. Tak terkecuali Jungkook dan Hwa Young yang kini sedang berada di ruang inap rumah sakit. Lelaki itu berbaring dibantu istrinya lantaran sempat mengeluh perih yang kembali menghampiri, sementara satu perawat menyiapkan infus bersama jarum suntiknya.

Jantungnya hampir lepas ketika suara pintu disana tebuka sedikit kasar bersamaan dengan perawat yang hampir menusukkan jarum hipodermik pada pembuluh darahnya. Sontak umpatan kasar berhasil lolos dari mulutnya sebelum mengerang sakit.

Presensi Do Hwan dengan wajahnya yang masih menahan jengkel serta marah muncul dibalik pintu itu. Enggan menatap atasannya, lelaki itu justru berjalan mendekati Hwa Young. "Noona, sudah selesai kuurus."

Hwa Young mengangguk, "terimakasih. Tapi kamarnya terlalu... bagaimana aku mengatakannya?"

"Tenang saja, Noona. Suami Noona yang seperti batu itu kaya raya. Uangnya tidak akan habis hanya untuk membayar biaya rumah sakit."

Jungkook mendelikkan matanya, "apa kau bilang?! Sudah membuat kaget masih mengatai orang."

Do Hwan mengabaikan atasannya itu. Pandangannya saja enggan memandang Jungkook. "Noona, aku pergi, ya." Membungkukkan badan sedikit pada Hwa Young lalu pergi dari sana, seolah tak merasakan kehadiran atasannya yang sedari tadi meraungkan namanya.

Jungkook muak diabaikan, ia tidak menyukainya. Lantas ia berteriak, "Yak! NAM DO HWAN!"

"Jung, ini rumah sakit. Jangan berteriak." Tegur sang istri yang tak enak hati menatap si perawat yang masih ada disana.

"Dasar bocah, begitu saja marah." Gerutu Jungkook.

Hwa Young yang berada disebelah suaminya hanya bisa menggeleng, "wajar dia seperti itu."

Jungkook berjengit kaget saat rasa dingin basah menyapa kulitnya, rupanya si perawat kembali melanjutkan tugasnya. Mengusap titik sasaran jarum dengan kapas basah seusai diberi alkohol.

"Wajar bagaimana?! Dia akh–" Jungkook memekik terkejut saat jarum menembus kulitnya, menghantarkan rasa nyeri dan kebas setelahnya. Lucunya adalah, tangan Jungkook tanpa sadar menggenggam tangan Hwa Young yang ada tepat disampingnya, begitu erat. Matanya langsung menyorot tak suka pada si perawat lantaran langsung menusuk jarum infus tanpa pemberitahuan lebih dulu.

"Nona–"

"Nyonya," koreksi Jungkook, "Nyonya Jeon Hwa Young. Dia sudah menikah denganku, jadi panggil Nyonya."

Si perawat sedikit sebal pada Jungkook, "ne, Tuan Jeon," balasnya sekadar menghormati ucapan pasien.

"Tuan dan Nyonya Jeon, saya permisi." Ya, hanya itu ucapnya. Sebenarnya si perawat ini hanya ingin undur diri, hanya itu.

Hwa Young terkikik geli setelah mendengar pintu kamar itu tertutup. Suaranya terdengar oleh satu presensi disana, Jungkook, lelaki itu menoleh dengan raut bingung.

"Kenapa?"

"Kau takut jarum suntik, ya?"

"Mana ada. Jangan sok tahu. Aku hanya kaget tadi, dia menusuk jarumnya kasar sekali, siapa yang tidak kaget."

"Oh, benarkah?" Goda Hwa Young. "Lalu...," ia sengaja menggantungkan ucapannya guna menarik perhatian Jungkook. Tangannya terangkat keatas, menunjukan tautan yang dilakukan Jungkook, "tanganmu kenapa berpegang padaku? Kelewat erat." Tambahan pada kalimat terakhir yang sengaja diberi penekanan bersama senyum mengejek.

"I-itu... Itu hanya reflek." Elak Jungkook yang langsung melepas genggamannya.

Hwa Young mengangguk-angguk seolah paham sambil mengulum senyum. Padahal jauh didalam, ia sedang menahan tawa.

Who Are You?Where stories live. Discover now