Chapter 22. Hospital pt. 3

39 7 0
                                    

Satu hari sudah terlewat, hari ini adalah hari ke-dua Jungkook dirawat. Semalam Jungkook menyuruh Do Hwan datang untuk mengantarkan istrinya pulang. Bukannya kembali ke apartement setelah mengantarkan istri atasannya, Do Hwan justru datang dan menginap disana hingga pagi ini menjelang.

Situasi keduanya juga sudah membaik, mungkin deep conversation pada malam hari berhasil diterapkan keduanya.

Pagi ini Jungkook sedang menikmati bubur buatan Hwa Young. Istrinya itu menyempatkan diri datang sebelum bekerja atas permintaannya.

Suasananya di kamar itu cukup ramai dengan Do Hwan yang berhasil mencairkan suasana canggung sepasang suami-istri ini. Tak jarang baik Jungkook maupun Hwa Young menimpali candaan yang terlontar dari mulut Do Hwan. Beberapa kali juga presensi paling muda itu, Do Hwan, mendapat ejekkan dari dua orang disana dan berakhir merengut singkat.

Tiga presensi disana terlalu asik bersenda gurau bersama tawa keras hingga suara pintu terbuka tak disadari ketiganya.

Taehyung kembali datang hari ini, bersama sebuah buket bunga yang ditujukan untuk Jungkook.

"Eoh, Tae?" Hwa Young terkejut saat presensi Taehyung tiba-tiba saja sudah ada disana.

Taehyung tersenyum indah pada Hwa Young lalu mengendikan bahu sambil mengangkat sekilas bawaannya. Sebuket bunga yang terdiri dari Corn Poppy berwarna merah darah, Marigold, dan Red Spider Lily. Tatanan bunga disana terlihat berantakan, tidak terlalu layak untuk disebut buket.

'Cih! Pagi-pagi datang sudah mendoakan orang cepat mati. Sialan sekali orang ini,' batin Jungkook dalam hati.

Dua presensi lelaki disana, Jungkook dan Do Hwan diam, terlihat enggan dan malas untuk menanggapi kehadiran yang tak diharapkan. Terlebih Do Hwan yang sangat kentara diwajah serta sikapnya.

Do Hwan lantas berdehem menyadarkan Taehyung yang tak melepaskan pandangannya dari Hwa Young.

Taehyung yang tersentil, langsung tersenyum canggung, matanya berubah menjadi menyeramkan saat memandang Do Hwan. "Oh, maaf. Aku hanya ingin mengunjungi Jungkook lagi hari ini."

Taehyung hendak meletakkan bunga itu di meja namun langsung diterima lebih dulu oleh Hwa Young.

"Terimakasih untuk bunganya Tae. Bunga kemarin saja masih segar. Jangan repot-repot begini."

"Benar. Aku lebih menyukai orang-orang yang menjengukku dengan tidak membawa buah tangan," timpal Jungkook.

"Ah...," Taehyung mendengus sambil tersenyum tak nyaman, jari telunjuknya menggaruk pelipisnya yang tak gatal. "Maaf kalau buketnya tidak layak dan membuatmu jadi tak nyaman. Aku sedang terburu tadi. Lain kali aku tidak akan membawanya."

"Bukan masalah wujudnya, Tae. Hanya lebih baik tidak usah membawa buah tangan." Sanggah Jungkook, dalam hatinya juga berkata, 'daripada membawanya dengan maksud buruk seperti ini.'

Jungkook melanjutkan kembali acara sarapannya yang sempat tertunda. Suasananya cukup hening lantaran Do Hwan tak mengeluarkan suaranya, lebih memilih diam tak menanggapi segala lontaran yang Taehyung ucapkan. Jujur saja, candaan Taehyung tak bisa ia jangkau, cenderung datar dan tidak ada sisi lucu yang bisa mengundang tawa.

Satu-satunya presensi perempuan disana, Hwa Young, tengah membereskan peralatan makan setelah Jungkook menyelesaikan sarapannya. Jungkook sudah mulai kembali dalam porsi makannya yang normal hari ini.

"Noona... Ayo kuantar ke sekolah," tawar Do Hwan saat Hwa Young sudah selesai membereskan alat makan.

Hwa Young mengangguk, ia segera mengambil tasnya yang teronggok pada sofa panjang.

Who Are You?Where stories live. Discover now