Chapter 34. Unexpected Meeting

48 5 0
                                    

"Jung... Ayo, bangun. Semalam, kau bilang hari ini jadwalnya padat, kan?"

Jungkook mengerang sembari meregangkan seluruh tubuhnya, menarik otot-ototnya yang kaku sehabis tidur, "aku masih mengantuk," matanya sedikit terbuka sipit, tangannya reflek menutup pandangan kala sinar matahari menyorot langsung tepat dimatanya, "ouwh... silau sekali."

Ia berpindah pada tempat ternyaman kesukaannya selama ini, tidur dengan berbantal pangkuan sang istri bersama usapan lembut nan menenangkan dan berakhir dengan kepalanya yang mendusal perut sang istri. "satu jam lagi, ya? Aku benar-benar masih mengantuk."

"Jung, kasihan Do Hwan nanti mengurus kantor sendirian."

"Tidak kasian pada suamimu sendiri, ya?" Jungkook mengerucutkan bibir lucu berhasil mengundang kekehan pada sang istri.

"Belum kapok mendengar Do Hwan mengoceh panjang lebar lagi, ya?" Iya benar, tiga minggu yang lalu Jungkook sempat mangkir dari pekerjaannya. Suaminya itu sengaja meliburkan diri sendiri selama hampir tiga hari dengan alasan tidak bermutu, membuat sang sekretaris habis kesabaran dan berakhir menyambangi kediaman mereka, bersama ocehan runtut tanpa bisa disela barang sekadar menyeruput secangkih teh yang disuguhkan.

"Waktu itu, kan, aku lelah," bela Jungkook seadanya.

Hwa Young menggeleng ringan, "tapi tidak begitu caranya. Kau bisa meliburkan diri sesukamu sementara Do Hwan kalang kabut menangani semua pekerjaan yang seharusnya menjadi tanggung jawabmu. Bukan begini caranya menjadi pemimpin perusahaan yang baik, Jung."

"Kenapa Do Hwan yang dibela?" Sungut Jungkook tak terima. "Aku akan meliburkan kantor untuk sebulan kalau begitu."

"Hei, karyawanmu mau makan apa nanti? Ayo, sekarang bangun lalu bersiap ke kantor."

"Masih ada satu jam lagi. Aku sedang merindukan istriku," ucapnya sembari mendusal lebih dalam.

Lantas momen pagi itu terjadi dalam keheningan yang manis, hal sederhana yang mampu membuat hati keduanya membuncah. Jungkook menyukai ini, dimana Hwa Young tidak menolaknya, dimana istrinya bersikap manis seperti ini, dimana istrinya menyalurkan kehangatan dalam bentuk perhatian sederhana yang mampu membuat jantungnya berdegup tidak normal. Cukup dengan terdiam menikmati waktu yang bergulir untuk satu jam kedepan diselingi konversasi ringan bersama kekehan yang sesekali menguar. Nyatanya, konversasi ringan itu menjurus pada topik yang lebih serius.

"Young...," panggilnya setelah cukup lama terdiam.

"Hm?"

"Sebentar lagi sudah satu tahun..." Jungkook menggantung ucapannya, sengaja memancing respon sang istri.

"Lalu?" Tanya Hwa Young tak mengerti.

"Mau pergi kemana?"

Ah, Hwa Young ingat sekarang, ia mengerti yang dimaksud suaminya. Perbincangan lawas yang kembali terangkat guna merencanakan keluarga kecil mereka setelah penantian cukup panjang. Ia tersenyum tanpa sadar, membayangkan keluarga kecilnya bersama Jungkook. Rasa-rasanya sudah seperti didepan mata, tinggal menambah satu atau dua presensi kecil yang akan memenuhi rumah mereka, melengkapi keluarga kecil yang akan segera terwujud, sebentar lagi.

"Kenapa harus pergi?"

"Ganti suasana, Sayang." Jungkook menyukai pemandangannya, paras manis sang istri pagi ini. Hei, nyatanya kata keramat itu masih mampu membuat semburat merah pada wajah istrinya. Gerakannya begitu cepat, merangkul leher sang istri membawa tubuh itu sedikit merunduk bersama dirinya yang setengah bangkit bertumpu pada siku tangan yang bebas, lantas menyapa lembut candu yang ia rindukan. Membawa sang istri dalam penyatuan manis seiring dengan senyuman yang terumbar dalam pagutan itu. Tanpa sadar berganti posisi, membawa sang istri terbaring dalam kungkungannya.

Who Are You?Where stories live. Discover now