Chapter 42. The Truth is...

37 3 0
                                    

Seminggu sudah Jungkook selalu mengunjungi sang istri dan berujung penolakan. Tak patah asa, hari ini sampai kedepannya ia akan terus menemui sang istri, tak peduli dengan berapa banyak penolakan yang akan didapat. Langkahnya berhenti didepan pintu, memanjatkan doa agar hari ini setidaknya bisa mencerahkan hubungan mereka. Menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan barulah Jungkook membuka pintu ruang rawat sang istri.

Sudah menyiapkan diri dengan segala penolakan yang akan dilontarkan sang istri hari ini, namun yang didapatnya justru senyum sumringah dari wanita itu, seakan menyambut seseorang yang dinanti. Sontak wajah Jungkook juga menampilkan senyum terbaik. Senyum yang masih bertahan apik kendati dalam sekejap raut istrinya berubah menjadi datar tak bersahabat.

"Untuk apa kau masih kemari?" Tanyanya datar tanpa minat.

"Untuk menjenguk istriku dan Lil Jeon. Bagaima ka–"

"Berapa kali aku harus mengatakan kalau aku bukanlah istrimu dan anak ini bukanlah milikmu?"

Sempat menghela napas sejenak lalu Jungkook menarik kursi untuk duduk dan berkata, "tidakkah kau lelah seperti ini?"

Diam. Wanita itu hanya terdiam tanpa niat untuk menjawab, malahan membuang muka kentara enggan menatap Jungkook.

"Aku salah waktu itu, maafkan aku. Kumohon, mari selesaikan ini baik-baik. Saling berdiam seperti ini begitu menyiksaku. Apa kau juga merasakannya?"

"Ck! Berlebihan. Keluarlah, aku tak ingin melihatmu disini."

"Bisakah kau membiarkanku berdiam sehari saja disini menemanimu?" Tanya Jungkook masih tak menyerah, tangannya menggapai milik wanita itu, hendak menggenggam diatas perut buncitnya. Namun yang didapatnya berupa tepisan kasar serta tatapan nyalang.

"Apa kau tuli, Tuan Jeon?! Setiap hari aku mengusirmu, kau sudah jelas tahu apa jawabanku. Keluar sekarang!"

"Hei, tolong redakan emosimu, anak ki–"

"Dia bukan anakmu, dan sampai kapanpun dia bukanlah anak kandungmu. Berapa kali aku harus mengatakan supaya kau paham?!"

"Maafkan aku atas ucapanku waktu itu. Biarpun anak dalam kandunganmu bukanlah milikku, aku tak apa, sungguh, kita bisa merawatnya bersama. Aku akan menganggapnya seperti anak kandungku, anak kita." Ucapnya penuh harap agar upayanya kali ini berbuah baik.

"Tidak akan pernah." Tolak wanita itu tanpa perasaan.

"Young–"

Jungkook berhenti kala pintu ruangan itu terbuka, menginterupsi ucapannya dengan menghadirkan satu sosok yang membuatnya diliputi keheranan. Ada Jimin disana dengan sebuah senyuman hangat yang tak pernah luntur dari wajah.

"Hyung...?"

"Eoh. Kapan kau datang?" Tanya Jimin ramah.

"Baru saja. Kenapa Hyung disini?" Jungkook berbalik tanya sebab seingatnya, ia tak pernah memberitahu Jimin bahwa istrinya dirawat dirumah sakit. Lantas presensinya yang tiba-tiba berada disini sontak saja menimbulkan tanda tanya besar dikepalanya. Ditambah lagi, tingkah Jimin yang seolah terbiasa berdiam lama di ruangan ini. Jangan lupakan genggaman tangan yang sempat tercipta, serta layangan kecupan yang mendarat punggung tangan serta kening sang wanita .

"Merawat istriku tentu saja," jawabnya diakhiri senyum yang mengembang hingga matanya membentuk sebuah garis. "Oh ya, Jung, terimakasih karena sudah menolong istriku."

"Istri?"

Jimin mengangguk, "oh, aku lupa belum memperkenalkannya padamu. Baiklah, Jungkook, perkenalkan dia istriku, namanya–"

Who Are You?Where stories live. Discover now