Chapter 27. His Past

37 7 0
                                    

Hwa Young terlampau bahagia saat ini, mendengar ucapan Jungkook membuatnya tersenyum di sela tangisnya yang masih tersisa. Ia terkekeh kala lelaki itu mengumbar senyum manis padanya. Tangannya menyentuh jemari Jungkook yang sedang menghapus anak sungai air matanya.

"Terimakasih," ucapnya begitu saja.

"Jangan menangis lagi mulai sekarang. Hm?"

Bukannya menjawab, gadis itu justru berbalik tanya setelah kekehan yang kembali menguar, "kenapa?"

Jungkook enggan menjawab, terdiam beberapa detik, birainya terbuka sebentar lalu mengatup kembali. Mengulum bibirnya sendiri hingga bermain lidah dalam gembungan pipi, kemudian mengerucutkan mulut. Pada detik kesepuluh ia baru membuka suaranya, "ingat sewaktu di rumah sakit? Saat hari pertama aku menolak untuk dirawat?"

Hwa Young mengangguk.

"Dokter Kang mengancam akan menghabisi nyawaku kalau sampai membuatmu menangis."

Gadis itu tergelak ringan, suaminya sungguh lucu, "hanya itu?"

"Bukan hanya itu, Young," birainya kembali mengeurucut, "Kau tidak tahu saja kalau Dokter Kang itu menyeramkan. Hyung tidak pernah main-main dengan ucapannya. Aku jadi takut. Makanya jangan menangis lagi, ya? Kalau aku jahat atau menyakitimu, kau bisa memukulku, menampar, atau apapun itu sepuasmu. Asal jangan menangis."

Istrinya semakin tergelak tawa. "Kau lucu, Jung. Dokter Kang tidak semenakutkan itu."

"Karena Hyung menyayangimu, jadi Hyung tidak menakutkan." sungut Jungkook.

"Memang Dokter Kang tidak menyayangimu?" goda istrinya.

"Bukan. Hyung itu augh... aku geli mengatakannya, Young. Intinya Hyung menyeramkan kalau denganku dan Taehyung."

Hwa Young merengkuh suaminya, melingkarkan tangannya hingga mencapai punggung lebar itu. Tubuhnya tenggelam saking besarnya tubuh Jungkook dibanding dirinya.

"Jung,"

"Hm?" sahutnya begitu tenang. Tangannya membalas rengkuhan istrinya, membelai lembut kepala hingga punggung gadis itu.

"Aku tidak mau kau meninggalkanku. Bolehkah aku memintamu untuk selalu tetap disampingku?"

Rengkuhan itu terurai akibat Jungkook yang menjauhkan tubuh istrinya, dipandangnya dalam iris gelap kecoklatan itu. "Kenapa aku meninggalkanmu kalau bahagiaku itu dirimu?" Tangannya menangkup wajah Hwa Young lantas berkata, "aku mencintaimu, kau itu bahagiaku, Young. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, meninggalkan kebahagiaanku." Bibirnya menyapa milik sang istri singkat, "aku akan menjadi orang terbodoh kalau sampai melakukannya."

Hwa Young tersenyum. "Aku percaya padamu." Obsidiannya ikut memandang netra sang suami yang lebih dulu menatapnya dalam kelembutan.

Keduanya tersenyum. Tidak tahu siapa yang memulai, senyuman itu membawa keduanya dalam jarak yang semakin terkikis hingga menjadi sebuah pagutan manis nan lembut. Pertemuan dua lambium yang membawa senyum bahagia keduanya di tengah hati yang membuncah. Tangan Hwa Young mengalung manis di leher Jungkook. Sementara tangan kanan Jungkook meraih tengkuk sang istri dan tangan kirinya merengkuh punggung kecil itu, membawanya hingga tanpa jarak diantara mereka. Kepala saling bergerak berlainan arah, sesekali menjeda demi meraup napas singkat.

Tidak lama, tidak juga sebentar, namun berhasil mengundang kekehan keduanya setelah mengakhiri momen itu.

Jungkook menyolek gemas pucuk hidung Hwa Young dengan telunjuknya. "Malamnya terlalu manis kalau dilewatkan, mau berbagi cerita denganku?"

Who Are You?Where stories live. Discover now