EPILOG

334 42 26
                                    


10 TAHUN KEMUDIAN


"Udah sampai?"

"Udah kok. Ini lagi jalan ke dalam sih. Kamu udah makan siang?"

"Not yet. Ini nelfon kamu dulu."

"Yaudah, aku udah sampai kok. Udah sana makan! Jangan sampe telat makannya ih."

"Hahaha iyaaa sayang. Oiya, titip salam ya buat cewek cewek kelas."

"Siap!"

"Yaudah, see you, Love."

"Hahaha apaan sih! See you, Daddy!"

"So cute."

"Udah eh kamu kapan makan siangnya?"

"Iya iya. Dah!"

"Dah!"

      Gue tersenyum saat sambungan telepon terputus. Suka gitu dia mah, bilang gue so cute, lucu, imut, padahal dia lebih! Pusing gue jadinya. 

"SHEINA!"

      Baru saja melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan yang warnanya dominan keemasan, gue sudah disambut teriakan nyaring. Nggak pernah berubah dari SMA, heran. Ini Hotel Bintang Lima udah kayak milik sendiri. 

"Heh Pisa!"

      Gue tertawa mendengar teguran dari perempuan tinggi ke Ravisha saat gue sampai di meja mereka. Gue berpelukan dengan dua perempuan tersebut bergantian sambil tersenyum senang. Senang sekali karena kita masih dikasih kesempatan buat ngumpul kayak gini. Kita lebih sering berhubungan online karena sibuk kehidupan masing-masing. 

"Baru lo sama Dara? Yang lain mana?" tanya gue sambil mengambil tempat di sebelah Dara. 

"Sae sama Mila lagi ke toilet," jawab Dara. Gue mengangguk mengerti. 

"Eh si kembar lo titip dimana Pis?" tanya gue menanyakan anak kembar Ravisha. 

"Sama Bapaknya lah. Gue suruh izin kerja sehari dia nurut aja, HAHAHAHA. Abisnya Aidan sama Aisha mah rewel kalo dititip ke nyokap gue."

"Ah cowok lo mah emang bucin, Pis," celetuk Dara. "Anak gue juga sama si Lucas. Kalo dia sih emang lagi libur," lanjut Dara. 

"Jana nggak minta ikut, Nas?" tanya Dara ke gue. Gue menggeleng. 

"Kak Doy abis beliin mainan ke anaknya yang bungsu tuh, si Sera yang seumuran sama Jana. Trus katanya Jana mau main aja sama Sera. Yaudah kesempatan."

"Hi guys!"

      Gue, Dara, dan Ravisha kompak menoleh. Melihat Sae dan Mila berjalan mendekati meja. Bisa gue lihat perut Sae membuncit sedikit yang langsung membuat gue merasa gemas seketika. Gue tuh udah anggap Sae kayak adik sendiri, terus lihat dia lagi hamil sekarang gue rasanya bahagia banget, tahu nggak. 

"YA AMPUN BUMIL!" seru gue heboh. Sae tertawa. 

"Berisik lo!"

"Welcome to Ibu Ibu club, Sae!" seru Ravisha. 

"Beda banget sih aura bumil mah," kata Dara ikut meledeki. Gue tertawa geli. 

"Berasa apaan gue tuh punya anak terakhir," sahut Sae.

"Ngambek nggak, si kembar lo tinggal?" tanya Ravisha ke Mila. Sebagai sesama Ibu yang punya anak kembar, ceritanya.

"Ngambek sampai nangis kejer dua duanya. Pusing banget gue, untung ada si Royyan. Berangkat sore katanya, jadi Alena, Daffa sama dia."

SOULMATE [✓]Where stories live. Discover now