1.5

11.4K 1.6K 149
                                    

Aku memandang leherku dengan frustasi di pantulan cermin. Warnanya benar-benar sangat merah dan agak keunguan.

"Kim Mingyu sialan," desisku lalu keluar dari kamar mandi.

Keluar dari kamar mandi, aku dihadapkan oleh sosok Mingyu yang masih tertidur pulas di kasur. Wajahnya benar-benar polos tak berdosa, entah hari ini dia akan ingat apa yang akan dia lakukan semalam atau tidak, tapi terlepas dari itu yang menanggung malu adalah aku.

Aku membuang nafas pasrah lalu merapihkan rambutku untuk menutupi leherku dan tanda yang diberikan Mingyu semalam. Hufft, anak-anak nggak boleh melihatnya.

Aku membangunkan Yujin dan Rowoon, ya walaupun Rowoon masih 3 tahun tapi Mingyu selalu memberitahuku untuk membiasakan Rowoon bangun pagi.

Yujin sudah mandi lebih dulu untuk bersiap-siap ke sekolah, sementara Rowoon kubawa ke bawah, ke dapur untuk menemaniku membuat sarapan sederhana seperti biasanya. Cereal.

"Mama!" panggil Rowoon yang kududukkan dimeja pantry.

"Kenapa, Rowoon?"

"Owu au yium."

"Hm ... cium?" tanyaku dan Rowoon mengangguk.

Aku mendekat pada Rowoon lalu mencium pipinya, ah aku lupa kebiasaan Rowoon yang selalu minta cium di pagi hari.

"Rowoon makin tembem yah? Apa Mama kebanyakan kasih makan?" tanyaku sambil memainkan pipinya Rowoon sementara sang empunya malah cekikikan.

"Bebem!"

"Mama! Mau minta tolong ikatin rambut aku dong!" ujar Yujin yang baru saja tiba di ruang makan sambil menggendong tasnya dan membawa sisir serta ikat rambut.

Aku pun mengambil sisir dan ikat rambut ditangan Yujin, sementara Yujin sudah mengambil posisi duduk di kursi meja makan disana. Aku lalu mulai mengikat rambutnya, hanya model sederhana sih, ponytail.

"Mama, hari ini aku berangkatnya sama Arsen yah," ujar Yujin.

"Hm? Sama Arsen? Kalian kapan sih dekatnya? Kok Mama nggak tau?Terus ini kapan janjian mau berangkat bareng?"

"Di sekolah deket, satu meja juga. Semalem Arsen yang ajakin."

"Oh ... ya udah nanti bilang Ayah," ujarku, "tapi Arsen ganteng yah, kaya Ayahnya."

"Mama nanti Ayah marah lagi lho kalo Mama bilang Om Vernon lebih ganteng," ujar Yujin cekikikan.

"Terus Yujin gimana? Naksir nggak sama Arsen?"

"I-Ihh nggak!" ujar Yujin gelagapan. Duh, gemas sekali sih.

"Nih udah selesai. Sengaja yah ikat rambut biar kelihatan cantik di depan Arsen?"

"Nggak!!" ujar Yujin lalu mulai menuangkan susu ke mangkuk cereal-nya dan mulai memakannya.


Ting Tong!


"Ya?" ujarku sambil berjalan mendekati pintu setelah mendudukkan Rowoon dikursi batita serta menyiapkan sarapannya.

Ketika aku membuka pintu ternyata itu tetangga tampan seberang rumah dengan anaknya. Vernon dan Arsen.

"Good morning, Aunty!" sapa Arsen.

"Hey, English is only allowed at home, Son."

"I can say whatever I want!" ujar Arsen tak mau menuruti Ayahnya.

"Good morning, Handsome. Wanna pick up my beauty daughter hm?" tanyaku sambil berjongkok mensejajarkan tinggi tubuhku dengan Arsen.

Daddyable | Kim MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang