2.0

9.7K 1.5K 133
                                    

Jihan Pov

Aku menghembuskan nafasku berkali-kali guna mengatur detak jantungku yang sudah tak karuan lagi bunyinya. Bahkan bertemu keluarga Mingyu tak membuat jantungku sampai seperti ini, tapi bertemu Ibu kali ini membuatku gugup bukan main.

Entah sudah berapa lama aku tak berkomunikasi dengan Ibu, yang jelas aku gugup sekali.

Aku turun dari mobil lalu berjalan masuk ke dalam cafe, tempat janjianku dengan Ibu, aku mencari-cari keberadaan Ibu hingga aku menemukannya di pojok cafe. Tapi Ibu tidak sendiri, dia bersama seseorang yang entah siapa karena wajahnya terhalang oleh tubuh pelanggan lain yang duduk di satu meja di depan meja Ibu.

Aku berjalan mendekat, hendak menyapa Ibu seperti biasa, namun tubuhku seketika kaku dan mataku membulat ketika melihat siapa yang duduk di samping Ibu. Jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya ketika kenangan-kenangan buruk menyangkut orang tersebut terlintas begitu saja, membuat kepalaku begitu pening saking syoknya.

"Halo, Jia eonnie."

"....Apa...."

"Hm?"

"....Apa yang .... eonnie lakukan disini?" tanyaku.

Dia adalah kakakku.
Yoon Jia.

Kak Jia bangkit dan menatapku bingung. "Hm? Kok eonnie manggil aku gitu sih?"

"Apa?" tanyaku tak mengerti.

"Eonnie udah balik dari Amerika? Gimana Amerika? Ada apa aja disana?"

"Eonnie ngomong apa sih?!" tanyaku tak mengerti apa yang Kak Jia bicarakan.

"Duduk dulu," titah Ibu. "Jihan, kamu juga, duduk dulu," lanjut Ibu tapi bukan padaku, melainkan Kak Jia.

"Ibu ketemu aku cuma buat ini? Mau menghancurkan aku seperti apalagi?! IBU!!!!" pekikku frustasi lalu pergi begitu saja dari cafe.

Sampai di luar, Ibu mengejarku lalu menarik tanganku. Segera kutepis tangan Ibu dan menatapnya marah. "Apa? APALAGI?!!!"

"Dengarkan Ibu!"

"Nggak mau!! Mau dengar kaya apapun, akhirnya Ibu cuma ngeliat eonnie bukan aku!!" pekikku. "Dan apa-apaan itu?! Kenapa eonnie malah manggil aku 'eonnie'?! Kalian rencanain apalagi sih?!"

"Amnesia disosiatif...."

Aku mengernyit. "Apa? Kebohongan apalagi ini?"

"Ini nggak bohong! Eonnie-mu memang mengalami amnesia disosiatif!!"

"Gimana bisa dia amnesia?!! Dia hidup baik-baik aja selama ini karena Ibu selalu melindunginya!"

"KARENA KAMU DI AMERIKA, KAMU NGGAK TAU!!"

"JADI SALAHKU?!!!" balasku berteriak pada Ibu. "....Salahku? Bu ... salahku? Salahku karena aku di Amerika dan eonnie jadi begini?"

"Jihan, bukan begitu maksud Ibu... Jihan, Ibu mohon..."

"Satu menit .... jelaskan semuanya padaku dalam satu menit. Jangan coba-coba berbohong...."

Dan setelahnya Ibu memberitahuku semuanya, mengenai Kak Jia dan penyakit amnesia disosiatifnya. Aku ingin memaki seluruh dunia ketika Ibu secara tak langsung bilang bahwa penyebab Kak Jia jadi begini adalah karena diriku dengan Mingyu sebagai perantaranya.

Hidup dalam kebohongan dan menikahi Mingyu, nyatanya menyebabkan rasa cemas dan stress yang berlebihan pada Kak Jia, karena mau berperilaku sebaik apapun, Kak Jia tak akan bisa menjadi diriku dan yang dilihat Mingyu selama pernikahan mereka adalah aku, bukan Kak Jia. Karena hal itu, Kak Jia mulai berpikir untuk meninggalkan Mingyu daripada dibayang-bayangi oleh diriku yang jelas sekali belum mengenal Mingyu saat itu, sehingga dia akhirnya mengencani pria bernama Kim Jongin hanya untuk menyudahi rasa bersalahnya ketika meninggalkan Mingyu.

Daddyable | Kim MingyuWhere stories live. Discover now