2.5

8.9K 1.4K 182
                                    

"Kalian ngapain?!!"

Baik aku ataupun Mingyu, kami berdua sama-sama terlonjak kaget dan saling menjauhkan diri satu sama lain. Tak jauh dari posisi kami saat ini, Kak Jia tengah menatap kami dengan pandangan yang entah kenapa sulit untuk kuartikan.

Aku berusaha menjauh dari Mingyu, tapi pria itu malah menarikku mendekat padanya. "Gyu!"

"Jia," panggilnya pada Kak Jia, "itu kamu. Kamu bukan Jihan."

"Mingyu!" pekikku.

"Apanya yang bukan Jihan? Maksud kamu apa sih?" tanya Kak Jia, "eonnie juga! Eonnie kenapa sih?! Nggak cukup disayang Ibu, eonnie juga mau ambil Mingyu?"

Aku diam.
Jika memang Kak Jia merasa dirinya adalah diriku, maka apa dia selama ini tau bahwa aku merasakan ketidakadilan yang ada diantara kami?

Dan bahkan jika selama ini dia tau ... apa dia hanya diam saja?

"Yang disayang Ibu itu kamu, bukan Jihan. Aku harus bagaimana lagi supaya kamu ingat kalau kamu itu Jia?" sinis Mingyu.

"Gyu, udah!" ujarku.

"Aku capek, Jihan! Biarkan aja dia sadar sendiri!" balas Mingyu.

"Tapi nggak begini!"

"Terus mau gimana?!"

"Diam kaliannn! DIAMMMM!" Kak Jia berteriak, dia berteriak begitu histeris sambil terus menjambaki rambutnya. "Aku ... aku siapa? Aku Jihan kan? Eonnie, jangan pura-pura jadi aku! Aku salah apa?!!"

"Eonnie..." gumamku.

Aku mengambil langkah berani dan maju ke hadapan Kak Jia yang terus mendorongku menjauh darinya, hingga aku mencengkram bahunya agak kuat agar dia mau menatapku dan berhenti mendorongku.

Aku bahkan nggak tau siapa yang salah disini, entah aku atau Kak Jia, atau bahkan Ibu. Aku nggak tau dan bahkan nggak ingin memikirkannya, tapi nyatanya aku pun tak bisa terus bertahan disituasi dimana aku berada di tengah ketidakpastian.

"Eonnie..." lirihku, "eonnie nggak ingat siapa aku? Aku ... Jihan, Yoon Jihan, adik yang selalu eonnie berikan potongan daging besar dan selalu memberikan nasi bagiannya untuk eonnie. Apa hal sekecil itu aja eonnie lupa?"

"...Nggak ... nggak..."

"Aku Jihan!" tekanku. "Orang yang eonnie buat menderita karena sudah memalsukan pernikahan dengan identitasku!!"

Aku menatap Kak Jia dengan pandangan yang bahkan aku sendiri sulit untuk menjelaskannya. Aku bahkan nggak tau bagaimana mengekspresikan perasaanku saat ini. Ini terlalu rumit untuk dijelaskan hanya lewat sepatah dua patah kata.

Kak Jia menepis kedua tanganku dan mendorongku hingga aku jatuh terduduk ke lantai. Mingyu segera menghampiriku, "Jihan!"

"AKU JIHAN!!"

"KAMU JIA, SIALAN! BISA NGGAK SIH KAMU SADAR?!!" bentak Mingyu.

Kak Jia makin nggak terkendali dan mulai melempar segala sesuatu yang dilihatnya padaku, sementara Mingyu memelukku untuk melindungiku.

Pertengkaran kami nyatanya mengundang anak-anak datang, yang membuat Kak Jia semakin menggila dan melempar gelas kearah Yujin yang sudah memeluk Rowoon kuat-kuat dengan pipinya yang sedikit berdarah akibat pecahan gelas yang mungkin mengenainya.

"Mereka anak-anakku!" teriak Kak Jia dan menarik tangan Yujin. "Anak-anakku!"

"Lepasin Yujin, wanita gila!!" teriak Mingyu dan bangkit untuk segera merebut Yujin, tapi Kak Jia yang sudah kehilangan akal sehatnya mulai mengacungkan pecahan gelas yang berserakan di lantai pada Mingyu.

Daddyable | Kim MingyuWhere stories live. Discover now