Aku memoleskan concealer ke kantung mataku untuk menutupi mata pandaku, lalu membubuhinya dengan bedak tipis agar terlihat lebih natural. Tak lupa aku juga memoleskan liptint ke bibirku.
"Udah?" tanya Mingyu, "eh baju kita sama."
Aku memandang Mingyu dari kaca meja rias dan benar, baju kami memiliki warna yang sama. Aku nggak sempat memerhatikan warna kemeja pilihannya Mingyu karena aku buru-buru masuk kamar mandi setelah dia selesai, dan saat aku selesai mandi, Mingyu udah nggak di kamar.
"Iya yah, samaan kita," ujarku memerhatikan dress-ku dan kemeja Mingyu. Warna peach.
"Kamu udah selesai?"
"Udah. Kamu udah selesai?" tanyaku sambil memakai tasku dan menghampiri Mingyu.
"Udah kok. Rambutnya jangan diiket, musim gugur kaya gini dingin loh," ujar Mingyu sambil melepaskan ikatan rambutku lalu menggerai rambutku, "belum lagi baju kamu tanpa lengan gini, nanti pakai mantelku aja yah kalo dingin. Atau mau bawa mantel aja? Eh tapi ribet nggak kamu?"
"Bawel ih."
"Aku kan kasih tau!"
"Yujin udah siap? Rowoon mana? Udah siap juga? Eh kamu liat catokan aku nggak sih? Aku mau catokan nggak jadi soalnya ilang catokannya."
"Oh kalo masalah itu sih...."
"Hm? Apa?"
"Sini deh," Mingyu lalu mengenggam tanganku menuju ke kamar Rowoon, sampai di kamar Rowoon, aku tertawa ketika melihat bagaimana si tembam kesayangan Mingyu memainkan catokanku.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Dia nggak mau ganti baju karena katanya dia mau capit rambutnya kaya kamu," ringis Mingyu.
"Hahahaha, Rowoon, ngapain? Nggak mau ganti baju? Nanti Yujin noona telat loh, yuk ganti baju."
"Mama au tapit abut," ujar Rowoon.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Ya udah, nanti Mama capitin rambutnya tapi ganti baju dulu yah?"
Rowoon mengangguk dan menyerahkan catokan tersebut padaku. Aku lalu menggantikan baju Rowoon dan sesuai janjiku, aku mencatok rambut Rowoon.
