ARSENA: CHAPTER 18 ✔

2.6K 224 7
                                    

CHAPTER 18


"ASSALAMUALAIKUM YA AHLI KUBUR!"

Suara Tatang dengan lantangnya saat memasuki ruangan di mana Regan di rawat, Dito yang kesal langsung memukul kepala belakang Tatang.

Memang tak berfikir dua kali, Sena membelakakkan matanya tak percaya. Pikirnya yang datang mungkin hanya beberapa orang saja, namun nyatanya? 1 kelas di bawa semua.

"Berisik, kasian Regan!" ketus Dito, Tatang hanya tersenyum cengengesan. Sena bangkit dari duduk nya dan menatap mereka semua tak percaya, "i-ini satu kelas?" Mereka semua mengangguk mantap.

"Kalian! Aduh, gue tau niat kalian baik. Tapi gak satu kelas juga goblog! Gantian napa, mentang-mentang nih ruangan luas." Sena menggertakan giginya kesal, ingin sekali ia meninju wajah bodoh teman-teman kelasnya. Namun bagaimana pun niat mereka kesini untuk menjenguk, bukan begelud. Tapi ini udah kayak mau tawuran, 36 orang di bawa semua.

"Yaudah lah, ikhlasin aja! Kita mau menjenguk bukan berantem." Dengan songong nya Tatang mencomot makanan milik Sena, akhirnya Sena memutuskan untuk membagi dua yang ada di dalam.

"Mending biar gak terlalu ramai, setengahnya di dalem sisanya di luar aja deh. Malu di liatin yang lain, kalian kesini udah kayak mau tawuran tau gak!" Baru saja setengahnya ingin keluar, pekikan Eren membuat mereka semua mengurungkan niatnya.

"TANGAN REGAN BERGERAK!"

"ALHAMDULILLAH!" pekik seisi ruangan.

Spontan seluruh mata tertuju pada Regan yang berusaha menyesuaikan cahaya dengan mata nya, Sena yang gugup langsung memencet tombol darurat. Dan datang lah doktet yang memeriksa Regan.

"Maaf, ini kalian jumlahnya sangat banyak. Di mohon hanya 2 orang terlebih dahulu yang di dalam, karna saya akan mengecek kondisi pasien terlebih dahulu." Dokter itu mengusir mereka semua secara halus, hingga yang di dalam tersisa Sena dan Nina.

"Alhamdulillah pasien sudah sadar, di mohon jaga pola makan nya. Saya permisi." Dokter itu keluar, Sena bernafas lega dan langsung memeluk Regan dan tentu saja Regan mendekap Sena kuat, terlalu rindu mungkin.

"Regan, akhirnya lo sadar juga. Lo bikin gue khawatir tau gak!" Sena mengerucutkan bibirnya kesal, dengan gemas Regan mencubit hidung Sena, Nina yang merasa jadi obat nyamuk akhirnya menyindir mereka.

"Ekhemm.. Dunia serasa milik berdua, yang lain ngontrak." Sena dan Regan terkekeh, tiba-tiba pintu terbuka lebar. Semua teman kelas Sena dan Regan berdesakan untuk masuk, Regan pun memelototkan matanya tak percaya.

"REGAN! PACAR KU SUDAH SADAR." teriak Tatang dengan dramatis nya lalu berlari slowmotion ke arah brankar Regan dan merentangkan tangan nya seolah ingin memeluk, namun dengan cepat Sena melayangkan pukulannya di perut Tatang membuat sang empu terhuyung ke belakang.

"Lo gila ya! Regan baru aja sadar, tapi kelakuan lo bikin gue pengen ngusir lo dari sini tau gak!" Sena memelotot garang ke arah Tatang, seisi ruangan hanya cekikikan. Untung saja orang tua Sena dan Regan sedang tidak di sini, kalau mereka disini dan melihat ada kegaduhan sudah pasti di usir.

"Gan, gimana perasaan lo setelah koma? Seru nggak? Lo ketemu malaikat gak?" Pertanyaan bertubi-tubi meloncat dari bibir laknat Dito, memang teman gaada akhlak.

"Seru, gue ketemu cewe bohay kalo lo mau tau mah." Mata Dito dan Tatang berbinar, mereka semua memutar bola matanya malas melihat sikap buaya mereka berdua yang akan keluar.

"SERIUS?!"

"Gua mau dong kecelakaan kayak lo, biar koma terus ketemu cewek bohay!" Regan hanya mengabaikan ucapan teman-temannya yang melantur, banyak yang bergantian untuk masuk dan menjenguk Regan.

Tak lupa ucapan alay para ciwi-ciwi yang membuat telinga para kaum adam panas, kini sudah banyak yang pulang, hanya tersisa Sena, Nina, Nino, Tatang, Eren, dan Dito. Saat mereka sedang asik nya mengobrol dan bergibah ria, pekikan yang cukup keras membuat mereka harus menutup telinga.

"REGAN UDAH SADAR?!"

Oh my God! Pasutri dari Elvan dan Vanne serta Argan dan Reta, tak lupa ada Vien dan Zila di belakang nya. Sudah pasti akan terjadi kegaduhan, terlebih lagi teman-teman kelas Regan yang tak de akhlak.

Reta dan Vanne langsung berhambur memeluk Regan, dan ciuman bertubi-tubi mendarat di wajah Regan. Elvan dan Argan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan istri mereka.

"Sen, kayaknya kita balik deh. Takut ganggu," ujar Eren, Sena mengangguk sebagai jawaban. "Makasih ya, buat kalian yang udah jenguk Regan. Nina sama Nino, lo berdua mau balik atau disini?"

Nina dan Nino menggeleng, "Kita balik, Sen. Nyokap sama bokap udah nyariin, kita balik ya." Sena mengangguk, merasa mereka semua sudah pergi, Sena mengalihkan pandangan nya pada mereka semua yang sedang melepas rindu.

"Pelukan aja semua, sampe gak sadar di sini ada orang," cibir nya, namun tak ada yang memperdulikan. Dengan kesal, Sena membanting handphone nya hingga pecah tak berbentuk. Mereka semua melongo melihat kelakuan Sena, ia sangat sensitif, mungkin efek datang bulan.

"Kamu kenapa?" Pertanyaan bodoh itu terlontar dari mulut mereka semua, ingin rasanya Sena menghujat mereka karna telah mencueki nya, namun ada orang tua, ia tak mau di cap anak durhaka.

"Nyebelin! Masa Sena di cuekin gitu aja, lo juga sepupu laknat, tempe goreng gue kenapa lo habisin sih sempak!" hardik Sena pada Vien, ia hanya tersenyum bodoh. Mereka semua hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah kedua sepupu itu.

"Maaf, semuanya bisa tolong keluar dulu nggak? Regan mau ngomong penting sama Vien dan Sena." Elvan, Vanne, Argan, Reta, dan Zila saling bertatapan lalu mengangguk.

"Kita keluar dulu ya," ujar Reta sambil mengelus rambut Regan, akhirnya mereka semua keluar dan menyisakan mereka bertiga. Sena dan Vien bingung, apa yang akan di sampaikan.

"Slavienna," panggil Regan.

"Orang cantik di sini," ujar nya dengan pede nya, Sena hanya memutar bola mata nya jengah.

"Kamu yakin? Teman kamu yang pernah nuduh kamu sebagai pembunuh itu orangnya udah berubah jadi baik?" Suara Regan terdengar sangat datar, Vien semakin bingung di buatnya. Ia mengangguk pelan, "Iya, kak. Dia sekarang baik banget sama Vien." Regan tersenyum remeh.

"Dia gak sebaik yang kamu kira!"

Regan menceritakan semuanya, di mulai dari Ajeng yang menghina Sena, dan bahkan! Bahkan Regan tahu siapa yang menyelakainya! Tak lain dan tak bukan adalah, seorang Ajeng. Ajeng terlalu bodoh untuk bermain-main dengan seorang Regan Gleilo.

Flashback on.

Disaat teman-teman nya sedang bergosip ria, Regan membuka ponselnya dan mengirimkan pesan pada seseorang.

Cari tau penyebab gue kecelakaan.

Tak lama, sekitar setengah jam balasan pesan itu terkirim.

Saya dapat info nya tuan.
Ajeng Frylda, orang yang sempat berdebat dengan tuan, ia berniat mencelakai tuan karna tuan sudah menamparnya.

Regan menggelutukkan giginya, emosi nya meletup, ia meremas ponselnya erat berusaha menyalurkan emosinya.

Flashback off.

"A-apa?"

🍂🍂🍂

Follow ig: @hanna_yapss @thewatty_han

ARSENA [COMPLETED] ✔Where stories live. Discover now