ARSENA: CHAPTER 28 ✔

2.5K 212 6
                                    

CHAPTER 28


Sena sedang menonton film kartun kesukaannya sambil memakan cimol yang baru ia beli tadi di depan komplek, film yang ia tonton spongebob tentunya.

Film yang berisi kebodohan yang di luar nalar, seperti api yang ada di dalam air, ada laut di bawah laut, peliharaan si spongebob yang bernama gerry si siput, namun suaranya seperti kucing. Sudahlah, pusing memikirkannya!

"Kak, ada calon suami lo tuh," ujar Vien dari luar kamar, Sena menghentikan aktivitas makannya lalu beranjak keluar kamar ternyata sudah ada Regan yang tersenyum manis, Vien? Entahlah kemana.

"Selamat malam calon bini," sapa Regan jahil lalu menyelonong masuk ke dalam kamar Sena dan merebahkan tubuhnya.

"Tumben kamu kesininya malem, habis main?" tanya Sena sambil melanjutkan kegiatan menonton televisinya.

"Iya, aku habis dari rumah burung Elang."

"Ngapain kamu disana?" tanya Sena penasaran.

"Mangkal," ujar Regan asal, Sena membelakakkan matanya tak percaya lalu menjauhi Regan dan memandangnya jijik. Regan yang bingung langsung mendekati Sena yang berjalan mundur.

"Jangan deket-deket aku! Kamu udah gak perawan!" teriak Sena. Bukannya Regan bilang kalau dia bercanda, ia malah mengikuti drama yang Sena buat. Crazy couple!

"Maafkan aku, adinda. Kakanda sudah berbuat hal yang amat dosa, maafkan kakanda," ujar Regan dramatis sambil menangis bombay, namun mereka tetap melanjutkan dramanya.

"Aku jijik sama kakanda! Jauh-jauh dari adinda, aku tak sudi memiliki suami yang tak perawan!"

"Maafkan kakanda, adinda. Nanti kakanda akan bunuh diri dan reinkarnasi."

"Jangan kakanda, nanti muka kakanda tambah jelek."

"Aku sayang kamu, adinda."

"Aku juga, kakanda."

Vien yang mendengar drama yang sangat menjijikan akhirnya melempar panci milik Vanne yang harganya bukan main, Vanne suka memasak, alhasil perlatan dapurnya harganya sangat mahal! Tentu saja Elvan belikan, apasih yang nggak buat Vanne si istri tercinta.

Prang!

"ALLAHUAKBAR!" pekik Sena dan Regan kaget, lalu menatap polos Vien yang sedang bersedekap dada.

"Heh! Lo berdua kalo gila jangan disini, di rumah sakit jiwa sana! Orang kok begonya gak sembuh-sembuh, malu sama umur dong," sewot Vien. Sena dan Regan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia bukannya malu malah seperti orang tak berdosa.

"Suka-suka kita lah, kita malam minggu gak Perlu romantis, yang penting selalu bareng-bareng, ya gak?" tanya Regan, Sena mengangguk setuju. Si Vien ini memang jomblo, sudah jomblo, ganggu orang pacaran aja!

"Iya lah, emang nya lo, jomblo. Cari pacar makanya!" sewot Sena balik, kalo mereka sudah bersatu gini sih lebih baik Vien kabur, daripada harus di serang?

Vien cari aman deh, ia juga takut kena amukan dari Vanne karna panci yang ia lempar pengok tertentok tembok. Untungnya panci itu ada di kamar Sena, jadi Vien tak kena omel.

"Lah, tu anak tumben kabur, biasanya ngajak debat," ujar Regan sambil terbengong, Sena pun begitu, karna biasanya Vien pasti ngajak adu bacot.

"Iya, kayak ada yang gak beres deh, Gan," ujar Sena bingung, dan benar, tak lama Vanne datang dengan wajah murka, Sena dan Regan langsung tergelonjak kaget melihat Vanne menggebrak pintu.

"Astagfirullah!"

"Kenapa sih, Ma?" tanya Sena penasaran, namun Vanne memasang wajah kesal dan mengambil panci yang pengok tepat di depan Sena. Sena dan Regan kaget tentunya, ini pasti ulah Vien!

"INI PANCI KENAPA KALIAN PENGOKIN, SENA!!! REGAN!!!"

"Bukan kita mom! Si Vien tuh, masa kita yang-"

"Kalian Mama hukum, liat nih panci kesayangan momsky, huaaa!" Lah? Vanne nangis? Regan dan Sena saling tatap, ini sebenarnya Mama kenapa? Sensitif banget.

"Udah, kita ikutin aja, mungkin Mama lagi PMS, jadi turutin aja lah," bisik Sena, Regan mengangguk. Jelaslah, daripada di amuk? Sena dan Regan menyumpah serapahi Vien dalam hati, anak ikut harus diberi pelajaran nanti.

"Iya, Ma. Kita minta maaf," ujar Sena takut sambil menenangkan momskynya yang tak berhenti menangis. Hanya karna panci pengok? Duh, kalo panci mah bisa di beli lagi, mau selusin? Sepuluh lusin? Tenang....

Nanti Elvan yang belikan.

Lalu Elvan datang dengan tergesa-gesa, karna ia mendengar Vanne menangis kencang. Elvan langsung menenangkan Vanne yang terus menangis karna pancinya pengok.

"Ini kenapa, Sen? Reg?" tanya Elvan.

"Ini gara-gara si Vien, dia lempar tuh panci sampe pengok, lah Mama dateng pas liat tuh panci malah nangis. Mama kenapa sih?" tanya Sena.

"Sstt! Nanti Papa jelasin," kata Elvan lalu membawa Vanne keluar kamar sambil menenangkan Vanne.

"Ini panci kan mahal, kok bisa pengok gitu sih?" tanya Regan, Sena menggidikkan bahunya.

"Lah, kamu gak liat tadi tuh curut lempar panci nya gimana? Badan kecil tenaga gede, lagian ini cuma pengok dikit lah," ujar Sena frustasi.

Lalu mereka turun dan melihat Vien sedang di hukum angkat salah satu kaki sambil menjewer telinganya. Sena dan Regan terkikik geli melihat Vien yang dihukum, sedangkan Vien mendengus kesal.

"HAHAHAHA, kualat lo!" ledek Sena dan Regan, namun Vanne malah menjewer telinga Sena dan Regan membuat mereka meringis.

"Kata Vien, kalian juga ikut andil bikin panci mahal mami pengok, cepat jalanin hukuman sampai Mama bilang selesai!"

Suara Vanne seperti nada yang tak terbantahkan, Elvan memijit pelipisnya pelan, kepalanya terasa pusing sekali, beginilah nasibnya. Sena dan Regan pasrah, niat malam mingguan ingin bermesraan, malah kena hukuman.

🍂🍂🍂

"Guys, Mama sama Papa ada kabar gembira," ujar Vanne antusias, Regan, Sena, dan Vien menoleh. Kabar apa? Halah, paling kabar kalo habis borong diskon.

"Halah, paling habis borong diskon," jawab Vien malas sambil menggonta-ganti channel televisi, karna tak ada yang menarik. Elvan yang takut Vanne menangis lagi langsung membekap mulut Vien gemas.

"Ssstt! Diem. Nyeplos lagi Om lempar ke asal mula ya," bisik Elvan, Vien mengangguk karna kehabisan nafas. Elvan yang paham langsung melepas tangannya dan tercengir.

"Om nih ya, Vien aduin sama bokap baru tau!" kesal Vien.

"Sena bakal punya adik."

"HAHH?!"

🍂🍂🍂

Follow ig: @hanna_yapss @thewatty_han

ARSENA [COMPLETED] ✔Where stories live. Discover now