ARSENA: CHAPTER 39 ✔

3.1K 188 22
                                    

CHAPTER 39

Minggu depan akan terlaksana ujian nasional, jadi saat ini, seluruh siswa-siswi kelas VII sedang belajar dengan giat, bertempur dengan materi.

Sama hal nya dengan Sena, ia sedang bertempur di kamar, kamarnya penuh dengan buku, Vien ikut menemani Sena belajar, karna ia juga harus kenaikan kelas.

"Kak, ini gimana, sih?" tanya Vien sambil menyodorkan buku paket, menunjukkan soal matematika yang sangat sulit menurutnya.

"Oh, ini mah gampang, kamu kalikan aja dulu, nanti jawabannya baru kamu akar pangkatin," jelas Sena, Vien mengangguk. Ia tak bodoh, cuma jahil saja.

Di tengan asiknya mereka berdua belajar, Vanne datang membawakan dua gelas kopi susu dan cemilan.

"Duh, anak sama ponakan Mama rajin banget belajarnya. Nih, ada kopi susu sama cemilan, buat temen belajar kalian," ujar Vanne.

"Makasih, Ma."

"Makasih, Tan."

"Yaudah, Mama mau ke bawah dulu, tuh Papa minta masakin nasi goreng. Bye, semangat belajarnya!"

Setelahnya, Vanne turun kebawah, Sena dan Vien melanjutkan aktivitas belajarnya. Namun, tak lama Vanne kembali.

"Lah, ngapa balik lagi, Mama?" tanya Sena bingung.

"Noh, temen-temen lo kesini banyak banget udah kayak mau demo, ada Regan juga," ujar Vanne.

Sena berpikir, memangnya mereka ada janji? Wah, tidak beres nih.

"Yaudah, Sena kebawah dulu. Vien, lo gue tinggal ga papa kan?" tanya Sena, Vien mengangguk sambil mengacungkan jempolnya.

Saat Sena kebawah, benar, ada Tatang, Eren, dan geng nya, tak lupa ada Regan. Tapi tunggu, kenapa Regan ngajak teman beda kelasnya? Nina dan Nino tak datang, ia ada urusan keluarga biasanya.

"Lo semua pada ngapain disini?" tanya Sena bingung.

"Kita mau belajar bareng, lah!" sewot Tatang.

"Emang janjian?" tanya Sena polos. Mereka semua menepuk jidatnya.

"Kan kita udah janjian kemaren, anjir!" teriak mereka serempak.

Eits, tak lupa, ada Elang, tentunya ia hanya acuh tak acuh. Lagi pula ia ikut kesini karna paksaan Doni dan Arkan, kalo Regan sih gak maksa, cuma Doni sama Arkannya aja yang ngebet banget.

Mereka memang sudah janjian kemarin, namun, Senanya aja yang pikun.

"Wah, rame banget nih. Mau pada belajar, ya?" tanya Elvan yang baru datang dari dapur.

"Iya, Om!" jawab Regan serempak.

Di tengah keheningan, Elvan melempar bantal di sofa ke wajah Regan.

Bruk!

"Eh, lo apain ayam gue kemaren? Udah kayak mau sakratul maut tuh ayam!" kesal Elvan, Regan hanya cengengesan, sedangkan yang lain hanya menyimak karna tak mengerti apa yang dibicarakan.

Elvan mempunyai ayam jago, yang ia letakkan dibelakang rumah, Elvan sayang sekali dengan ayam itu. Sampai Vanne sebal, mengancam ingn memotong ayam tersebut.

Nah, kemarin Regan main dengan ayam milik Elvan, dan diizinkan. Namun tiba-tiba, ayamnya berlari ke arah kolam dan kecemplung, masih untung bisa Regan selamatkan.

ARSENA [COMPLETED] ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant