ARSENA: CHAPTER 31 ✔

2.2K 194 13
                                    

CHAPTER 31


🍂🍂🍂

''Karna kunci dari suatu hubungan adalah, saling percaya"

🍂🍂🍂


Tatang, ia pulang sendiri dikarenakan Eren sedang ngambek padanya. Bukan, bukan karna masalah diajak ronda, namun kesalahpahaman.

Tatang sedang berjalan sendirian di koridor, sambil memasukkan tangannya kedalam saku, sembari bersiul. Namun ada suatu insiden yang membuat Eren salah paham.

Tiba-tiba, adik kelas perempuan kakinya terserimpat oleh tali sepatu, membuatnya jatuh kedepan, namun karna ada Tatang, dengan sigap ia menahannya.

"Ga nyangka gue sama lo," ujar Eren di belakang Tatang yang melihat pemandangan tersebut, Tatang yang mendengar isakan Eren langsung melepaskan pelukannya dan mengejar Eren yang berlari.

"REN, TUNGGUIN GUE!"

Setelah lelah mengejar, akhirnya Tatang bisa menjangkau tangan Eren, Eren menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan memerah membuat Tatang makin tak tega.

"Ren, ini salah paham."

Eren menghiraukannya, ia memalingkan mukanya seolah benci dengan apa yang ia lihat tadi.

"Asal lo tahu, gue gak marah karna lo ngajakin ronda gak jelas, gue seneng karna kita punya waktu buat berdua. Gue cuma kesel aja, tadi gue niat buat nyamperin lo, tapi apa yang gue lihat?"

"Apa salah ya kalo gue cemburu? Salah? Jujur, gue udah bener-bener sayang dengan cowok absurd kayak lo, dan gue gakpernah merasa kurang saat bersama lo. Bahkan disaat lo godain adek kelas, gue tetep sabar, tapi kalo ini? LO KECEWAIN GUE, GEMINTANG!" teriak Eren sambil sesenggukan, Tatang diam membisu, niatnya menjelaskan pupus sudah.

Eren pergi meninggalkan Tatang yang diam membeku tanpa beranjak dari tanah yang ia pijak.

Bagaimana Tatang harus menjelaskan? Niatnya tak salah untuk menolong adik kelas agar tak jatuh, salah Tatang juga selalu genit, inilah akhirnya, salah paham.

Pikiran Tatang terus mengembara dan tertuju pada Eren, ia melajukan kecepatan motornya diatas rata-rata, yang tentunya membahayakan.

Tatang niat mampir ke toko buku untuk membelikan titipan buku yang adiknya pesan tadi sebelum Tatang berangkat sekolah.

Namun, ada hal yang membuat hati Tatang hancur lebur, bagai gelas kaca yang dilempar dari ketinggian seratus meter, tak berbentuk.

Tatapan Tatang terus menatap kedua objek yang saling berpelukan, ia tak menyangka, mengapa harus sahabat karibnya? Tatang harus meredam emosi kali ini, namun usahanya nihil, ia sudah dikuasai oleh rasa emosi dan kecewa.

Tatang menghampiri mereka yang didepan apotek dengan langkah lebar, rahangnya mengeras, ia benar-benar murka kali ini.

"Wow! Drama yang bagus," sindir Tatang, mereka spontan langsung melepas pelukannya. Eren menatap Tatang takut, Dito yang ingin menjelaskan pun tiba-tiba nyalinya ciut melihat wajah Tatang yang penuh amarah.

ARSENA [COMPLETED] ✔Where stories live. Discover now