ARSENA: CHAPTER 24 ✔

2.3K 203 9
                                    

CHAPTER 24


"Lepasin gue!" Sena terus meronta, tangannya kini di ikat di bangku yang sudah tua, orang yang menculiknya? Sudah pergi rupanya.

"Siapapun tolong gue!"

Sena tak menyerah, ia mencari akal supaya bisa keluar dari ruangan yang gelap, tak ada penerangan sedikitpun, benar-benar gelap!

Sial, handphone nya tertinggal di mobil Regan, ia melirik jam tangannya, pukul 23:55 rupanya. Hampir tengah malam, Sena bersumpah akan menghabis orang yang sudah berbuat ini padanya, di sekap di gudang.

Ia benar-benar tak bisa melihat apa-apa, ia bisa melihat jam karna jam tangan Sena berwarna terang.

Tap! Tap! Tap!

Suara langkah seseorang rupanya mulai mendekati nya, jantung Sena berdebar cukup kencang, apa yang akan dilakukan orang ini?

"Lo siapa!?"

Orang itu masih belum menyalakan lampu, benar-benar gelap. Keringat mengucur deras dari dahi nya, sial! Mengapa harus seperti ini.

"Jawab sialan, lo siapa! Lepasin gue, bangsat!" Sena terus memaki, meski gelap, ia tahu orang itu sedang ada di hadapannya.

"Truth or Dead?"

Astaga! Psikopat? Oh my God! Tak mungkin, apakah orang di depannya ini berambisi ingin membunuh nya. Namun, suaranya? Ah, sepertinya sangat familiar.

"Lo siapa! Lepasin gue, gue punya salah apa sama lo, ha?!"

"Truth or dead?"

Sial, orang itu mengulang perkataannya, Sena menggigit bagian bawah bibirnya. Tak ada salah nya memilih truth.

"Oke, gue pilih truth. Asalkan lo harus lepasin gue!

Hening selama 2 menit, orang itu belum mengeluarkan suara sedikitpun. Siapa yang menyekapnya begini? Ia bersumpah akan menghabisi orang tersebut, monolognya.

"Siapa orang yang paling lo cinta? Kalo lo jawab dengan kebohongan, jangan harap kamu bisa bernafas." Pertanyaan bodoh macam apa ini bung? Tak berbobot sekali!

"Empat!"

"Sebutkan!" Sena merinding, dengan cepat ia menjawab.

"Papa."

"Mama."

"Bang Arsen."

"Terakhir?" Tanya orang tersebut.

"Regan Gleilo!" jawab Sena mantap.

Tiba-tiba lampu menyala, Sena menatap takjub. Rupanya ruangan ini sudah di sulap sedemikian rupa, banyak balon bertuliskan happy birtdhay, iya baru ingat bahwa ini adalah hari ulangtahun nya.

Orang tadi? Ah, kurasa kalian bisa menebaknya. Tampak Vanne sudah membawa kue yang cukup besar dan Elvan disampingnya. Sena terharu, ia menitikkan air matanya bahagia. Regan langsung membuka tali pengikat Sena.

"HAPPY BIRTHDAY ARSENA, HAPPY BIRTHDAY ARSENA, HAPPY BIRTHDAY, HAPPY BIRTHDAY, HAPPY BIRTHDAY TO YOU."

Sorakan gemuruh terdengar di ruangan itu, lengkap sudah, tampak ada Elvan dan Vanne, orang tua Regan, orang tua Vien, Arsen dan istrinya, dan teman-temannya.

"Tiup lilinnya dong sayang," ujar Vanne sambil menyodorkan kue dengan angka 18, diatasnya. Sena berdoa terlebih dahulu baru meniup lilin. Vanne meletakkan kuenya langsung memeluk erat putrinya itu.

ARSENA [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang