ARSENA: CHAPTER 27 ✔

2.4K 216 12
                                    

CHAPTER 27


Sena melangkahkan kakinya ke arah gudang, ia masih berfikir, tumben sekali pak Didi memanggilnya ke dalam gudang, firasatnya tak enak.

Ia mencari dimana pak Didi, atau mungkin di dalam gudang? Tapi masa iya sih? Sena jadi ingat cerita-cerita wattpad yang ia baca, dimana ada orang yang dipanggil ke gudang, maka habis itu dibully.

Hmm, Sena terlalu cerdik untuk dibodohi, sepertinya ia harus ke ruang guru untuk melihat ada pak Didi atau tidak.

"Permisi!" ujar Sena sambil mengetok pintu ruang guru, tak lama bu Lita yang membuka pintu, Sena langsung menyalimi tangan bu Lita.

"Maaf, Bu. Sena mau tanya, emangnya pak Didi manggil Sena ke gudang ya?" tanya Sena sopan, bu Lita bingung lalu menggeleng. Tuh kan, bener apa dugaan Sena, gak mungkin pak Didi manggil Sena ke gudang.

"Pak Didi kan gak masuk hari ini, Sena. Beliau sedang sakit demam berdarah, ini saja niatnya setelah selesai mengajar para guru mau menjenguk."

Good job! Sena memang pintar, iyalah! Anaknya Papa Elvan dan Mama Vanne, cucunya Andreas dan Annetha.

"Oh gitu ya, Bu. Salam buat pak Didi, Sena pergi dulu, Terimakasih Bu Lita."

Baru saja bu Lita ingin bertanya, Sena sudah ngibrit duluan, bu Lita jadi jadi heran, siapa yang memberitahu Sena kalau ia dipanggil pak Didi. Ini pasti ada yang iseng.

"Pak Didi manggil Sena ke gudang? Aneh banget," guman bu Lita.

Sena berlari ke kantin menghampiri yang lain, nafasnya ngos-ngosan. Mereka semua menatap Sena melongo.

"Kamu kenapa?" tanya Regan lembut.

Akhirnya Sena menceritakan semuanya kepada teman-temannya, ada yang mengangguk mengerti ada pula yang melongo seperti orang bego, Tatang contohnya!

"Emang tadi siapa yang ngasih tau lo?" tanya Eren.

"Lili, anak kelas 10," jawab Sena santai sambil menyeruput jus milik Regan, Regan mah gak masalah dong jus nya diminum. Jangankan jus, gunung kalo ada sertifikatnya Regan beli demi Sena. Apa sih yang nggak?

"Nah tuh anaknya, coba lo panggil," seru Tatang menggebu-gebu. Lah tadi gak paham kayak orang bego, ini malah kayak kebakaran jenggot. Untuk Eren bersabar ya, punya doi seperti bang Tatang.

"EH CEWEK! SINI LO!" panggil Dito dengan teriak, si Dito juga mulutnya kayak toa masjid lama-lama. Lili yang merasa dipanggil akhirnya menghampiri mereka dengan gugup.

"I-iya kak, ada apa?" tanya Lili, Lili menundukkan kepalanya resah sambil memilin jarinya, karna Sena dan teman-temannya menatapnya dengan tatapan membunuh.

Baru saja Regan ingin mengeluarkan suara, Sena menaruh jari telunjuknya di bibir Regan, membuat Regan membeku. "Ssstt! Biar si Eren aja, dia kan ratu nyinyirnya," bisik Sena lembut tepat di telinga Regan. Tuhkan, Regan pengen terbang jadinya. Sena terkikik geli melihat raut ekspresi Regan.

"Heh lo! Siapa yang nyuruh lo buat bohongin Sena!" gertak Eren, jiwa macannya sudah mulai keluar. Orang lain jika pacarnya sedang emosi, maka ia akan menenangkannya sambil mengelus punggungnya.

Namun jika Tatang tidak, ia malah bertepuk tangan sambil bersorak heboh sampai mengundang perhatian para pengunjung kantin.

"AYO EREN! LAWAN AJA TUH BUNGA LILI, KALO MENANG BANG TATANG BELIIN CILOK DI DEPAN, SEMANGAT SAYANGKU! AKU PADAMU!"

"Lah si Tatang heboh sendiri," ujar Nino sambil melongo, Dito, Regan, dan yang lainnya hanya menggelengkan kepalanya ngeri melihat Tatang.

Lili masih tak menjawab, ia masih menunduk karna takut. Ya takut dong! Kalo Sena sih masih mending, ada lembut-lembutnya, lah kalo Eren? Siapa yang tak kenal seorang Catereena Alevisa, orangnya memang ramah, namun jika ada yang mencari masalah, habis sudah mereka mendapat mulut pedas.

ARSENA [COMPLETED] ✔Where stories live. Discover now