5) Hormon

7.2K 644 16
                                    

Hari perlombaan adalah hari terburuk. Lebih buruk dari konferensi pers. Taehyung bangun terlambat kemudian buang air besar karna terlalu banyak makan. Setelah itu dia muntah di belakang rumah. Kostum yang akan ia kenakan untuk balapan juga terlihat ketat. Itu karena bentuk tubuhnya yang banyak bertambah. Bagus sekali, kenapa dia tidak bisa melakukan balapan terakhir dengan damai?

Sebelum itu terjadi taehyung menyerah lebih dulu. Dia jatuh ketika belum sempat menaiki motornya. Pengelihatannya mengabur lepas itu semua filter menghitam.

Bagaimana jika dia melukai bayinya?

Bagaimana bisa taehyung tidak begitu bertanggung jawab?

Tapi tentu saja dia tidak memikirkannya, karna dia adalah Kim Taehyung yang ceroboh untuk mengikuti balapan dalam kondisi yang tak memungkinkan.

.

.

.

Jimin menunggu jungkook dengan tidak sabar untuk kembali dari konferensi pers pribadinya. Sialan! jungkook begitu lama dengan wawancaranya. Hanya jimin satu-satunya yang bisa meyakinkan untuk ikut bersamanya.
Dia bahkan tak sibuk menyapa jungkook ketika pemuda itu baru tiba, secara langsung jimin menekankan nama Taehyung.

"Taehyung pingsan dan dia membutuhkanmu. Tolong ikut aku ke rumah sakit, dia benar-benar membutuhkanmu."

Selang beberapa detik jungkook hanya diam tanpa bergerak, kakinya macet dan pikirannya berpacu lebih cepat dari beberapa jam sebelumnya. Seribu pikiran terlintas di benaknya, dari buruk menjadi lebih buruk. Dari semua orang di sana alasan jimin hanya memberitahunya karena taehyung jauh dari kata baik-baik saja. Jungkook benar-benar tidak berminat terlebih jika taehyung tidak ingin bertemu dengannya.

Namun, siapa sangka pemuda itu bereaksi cepat dengan pergi menuju mobilnya. Saat ini dia perlu bertemu dengan taehyung.

Bagaimana jika dia sekarat?

Jungkook tidak bisa membiarkan taehyung mati dalam perasaan marah padanya. Sebelum itu jungkook harus mengatakan betapa dia mencintainya.

.

.

.

"Jungkook tenang, kau tidak bisa mengemudi seperti ini." Jimin ikut ambil tempat dalam mobil jungkook. Dia lebih mengkhawatirkan nasib mereka dari pada taehyung yang terbaring di rumah sakit. Perjalanan ke rumah sakit tidak jauh dari sirkuit tetapi mesin waktu tampak berhenti ketika jungkook mengingat beberapa kenangan indah dari waktu yang tidak begitu jauh.

Ketika mereka di rumah sakit, jimin segera bertanya pada resepsionis. Jungkook tidak bisa fokus, otaknya menjadi skenario terburuk. Pikirannya berkelana memikirkan cara agar taehyung memaafkannya.

"Dia masih tidur tetapi kau bisa melihatnya." Mereka pergi ke ruangan rawat taehyung. Tetapi jimin hanya berhenti di depan pintu bersama jungkook.

"Pergilah jung, aku harus menyelesaikan beberapa hal dulu." Jimin pergi dengan meninggalkan jungkook di depan pintu rawat.

Jungkook memasuki ruangan, tetapi tidak tahu apa yang diharapkan. Dia menghangat ketika melihat taehyung terbaring di sana. Dalam tidurnya taehyung nampak rapuh. Jungkook bertanya-tanya apakah dirinya bisa memegang tangan taehyung tapi dia lebih suka untuk duduk di sofa, hanya menatapnya melalui kejauhan. Setelah beberapa waktu dia tidak bisa mengatakan berapa banyak dirinya mendengar seseorang berbicara dengan yeonjun, dia juga mendengar suara somi adiknya, tentunya dia ada di sana juga.

"Mereka berdua baik-baik saja itu karna tekanan darahnya, jangan khawatir." 

"Dia tidak memiliki luka fisik kan?"

𝙿𝚑𝚎𝚛𝚘𝚖𝚘𝚗𝚎𝚜 ✓ (ʙʟ)Where stories live. Discover now