17) Pengakuan

3.9K 363 7
                                    


Setelah perlombaan, jungkook berhasil memenangkan penghargaan pertama dengan mudah. Dia menjumpai taehyung untuk memberikan botol alkohol besar di atas podium. Malam harinya mereka mengadakan pesta peranyaan dengan semua anggota timnya yang datang. Taehyung ikut serta dalam pesta karna dia juga bagian dari tim.

Bunyi dentingan gelas alkohol mengisi kegembiraan. Jungkook meraih gelas taehyung kemudian menggantinya dengan air putih biasa. Sebenarnya tidak ada air selain alkohol di atas meja tetapi dia baru saja memesannya mengingat taehyung sedang hamil.

"Oh ya, aku baru melihatmu hari ini. Biasanya yeri yang selalu ada di sini." Mereka menyadari keberadaan taehyung karna hanya dia satu-satunya wanita di sana.

"Mulai sekarang dan seterusnya dia yang akan menggantikannya" Jungkook menyeletuk. Mereka semua serempak menatap ke arahnya dengan bingung. Mungkin saja mereka melewatkan sesuatu diantara dirinya dan yeri yang terjadi pertengkaran sehingga gadis itu harus terganti.

"Yah, kupikir gadis itu juga sudah terlalu lama dengan kita. Membosankan melihatnya tiap hari" Mingyu ikut berbicara, yeri begitu mengesalkan ketika mengikuti tur dengan mereka. Hanya menempel pada jungkook seperti lalat. Dia berpikir mungkin jungkook akan terus menggunakannya jika mereka dekat satu sama lain. Tetapi yang namanya alpha seperti jeon jungkook tidak akan terpengaruh dengan mudah.

"Jungkook jadi siapa namanya? Kau kan yang membawanya ke sini?" Namjoon bertanya dengan suara keras dari meja paling ujung. Seharusnya sebagai seorang manager dia duduk di dekat jungkook tetapi mereka mendapat tempat duduk yang berjauhan.

"Ku pikir kalian sudah tahu, ketika aku berada di konferensi pers. Aku sudah memutuskan saat itu untuk menikahinya. Dia jeon taehyung, calon istriku." Taehyung mengedipkan mata. Teman-teman jungkook mulai menggodanya dan tertawa seakan semua itu memang lelucon baru.

"Wah jeon, aku tidak berpikir kau bercanda kali ini. Tapi yang kau maksud kim taehyung? Kau berencana memusnahkan perusahaan kita? Sejak dulu Honda tidak pernah akur dengan kita." Jaehyun tidak mengira jungkook akan terlibat hal rumit dengan taehyung. Pria bertubuh jakung itu hanya tidak sependapat jika mereka akan bertengkar lagi dengan perusahaan sebelah untuk memperebutkan taehyung agar bergabung dengan Yamaha.

Brak

"Apa maksudmu?! Bahkan jika bisa aku akan keluar dari tim ini!" Jungkook memukul meja hingga suara hantaman meja membuat seluruh benda di atas meja bergetar. Jaehyun seolah menyalahkan keterlibatan taehyung dengannya.

Taehyung menarik ujung baju yang jungkook kenakan.

"Kau pikir karna kami bekerja untukmu kau bisa seenaknya!" Suara lantang mengisi seluruh ruangan. Jungkook sudah mencengkram kerah baju jaehyun. Tetapi sebelum itu taehyung menariknya untuk kembali duduk.

"Aku sudah berhenti balapan. Honda sudah memutuskan kontrak denganku." Mereka semua terperanjat begitu taehyung ikut berbicara.

Honda tidak semudah itu melepaskan pembalap mereka jika tidak ada pengganti.

"Benarkah? Wah, aku tidak menyangka mereka melepasmu begitu saja."

"Apa kau mau masuk Yamaha? Mungkin untuk tahun depan." Penawaran yang bagus dan lebih bagus wajah marah jungkook dengan mata menyalak.

Memangnya mereka pikir taehyung keluar dari Honda dengan sendirinya. Dia berusaha mengeluarkannya dari sana, berhari-hari jungkook mengancam perusahaan itu untuk membebaskan taehyung. Mereka bahkan hampir menyeretnya untuk bergabung dengan Honda sebagai gantinya. Jika itu dengan Yamaha  jungkook mungkin akan memiliki permusuhan besar. Honda yang marah dengan pembalap mereka yang masuk Yamaha dan Yamaha yang akan memusuhi jungkook karena tidak mengijinkan taehyung masuk.

𝙿𝚑𝚎𝚛𝚘𝚖𝚘𝚗𝚎𝚜 ✓ (ʙʟ)Where stories live. Discover now