19) Far Apart

3.7K 340 8
                                    

"Kenapa kau tidak berkemas? Penerbanganmu 5 jam lagi" Taehyung baru saja turun dari tangga untuk menemui jungkook. Dia melihat pemuda itu di dapur membuat sup aneh tanpa tanda-tanda akan pergi.

Ini selasa siang, sehari setelah mereka pergi ke dokter.

"Aku membuatkanmu makan siang" Jungkook menoleh dia melihat taehyung menghampirinya hanya dengan kaos.

"Ya aku bisa melihat, tapi kau memiliki balapan akhir pekan ini" Jungkook tidak mempunyai waktu untuk membicarakan pekerjaannya. Mereka sudah membuat rencana sebelumnya jika jungkook akan pergi tanpanya karna dia tidak diperbolehkan pergi oleh dokter.

"Aku tidak akan berlomba" Jungkook menjawab dengan sangat santai.

"Apa? Apa kau tidak waras?" Taehyung tidak berpikir hal seperti itu akan keluar dari mulut jungkook.

"Tidak tae, aku tidak akan pergi. Aku tidak bisa meninggalkanmu ketika mengetahui sesuatu bisa terjadi, aku tidak bisa fokus pada hal lain. Tugasku adalah untuk melindungi kalian berdua." Sekalipun niat alpha itu baik, hal ini memicu perasaan yang ada dalam diri taehyung sepanjang waktu sejak berita mengenai mereka selalu muncul di televisi.

"Maafkan aku" Taehyung berlari dengan perut besar dan kaki yang bengkak ke dalam kamar mereka kemudian mengunci pintu. Jungkook mengejar taehyung untuk tidak memperburuk segalanya. Dia tahu dia harus sangat hati-hati pada tindakannya agar tidak menyakiti hati taehyung.

Dengan pelan jungkook membuka pintu menggunakan kunci cadangan, taehyung ada di sana sedang terisak dengan posisi tidur yang membelakangi pintu. Jungkook dengan cepat naik ke tempat tidur dan memeluknya. Mengusap perut besar taehyung, dia juga merasakan bayi itu gelisah di dalam sana.

"Maaf..." Taehyung berbalik untuk menatapnya. Jungkook mencium dengan manis dahinya.

"Untuk apa?"

"Karna tidak cukup baik untuk putra kita, dan mungkin menyakitinya... Juga untuk menjagamu di sini, kau suka balapan seharusnya kau pergi." Pandangan mata taehyung menurun, dia tidak bisa melihat mata jungkook  ketika menatap wajahnya.

"Hei, kau cukup baik. Kau melakukan yang luar biasa untuk menjaga bayinya. Dan apa yang bisa aku lakukan sekarang adalah merawatmu dengan baik selama bayinya tumbuh karna aku mengkhawatirkanmu. Bayinya akan aman dan sehat dalam dirimu. Preeklampsia bisa sangat berat bagimu dan aku tidak bisa kehilanganmu. Karna aku mencintaimu dan mencintai apa yang telah kita buat." Yang dirasakan taehyung hanyalah cinta yang tumbuh di sekelilingnya dan dia merasa aman.

"Aku juga mencintaimu, jika kau ingin melihatku merasa baik dan bahagia. Pergilah berkemas sekarang dan menangkan perlombaan untuk kami."

"Baik, Aku janji" Segera setelah itu jungkook mengemas kopernya. Dia tidak tahu jika taehyung tetap bersikeras membuatnya pergi untuk berlomba. Bahkan hingga kini omega itu masih mengamatinya melalui sorot mata ketika tubuhnya masuk ke dalam toilet untuk mandi.

Perjalanan ke bandara penuh dengan pandangan khawatir jungkook. Dia masih tidak yakin untuk pergi ke Jepang. Tapi taehyung keras kepala dan akan membuat hidup mereka seperti neraka jika jungkook memutuskan untuk mencoba meninggalkan kariernya demi mereka.

"Kau sedang mencoba meninggalkan kariermu demi membuatku merasa lebih baik? Kau tidak tahu apa-apa tentangku." Itu hal terakhir yang di katakan taehyung sebelum dia meninggalkan mobil tetapi jungkook membayarnya dengan ciuman lembut.

"Jung, cepat pergi kau bisa terlambat" Saat itulah ibunya mengeluh dikursi kemudi agar mereka cepat berpamitan.

"Panggil aku kapanpun kau membutuhkanku, aku tidak perduli dengan waktu." Jungkook mengeluarkan kopernya dari mobil. Dia bisa melihat taehyung yang tersenyum untuknya.

𝙿𝚑𝚎𝚛𝚘𝚖𝚘𝚗𝚎𝚜 ✓ (ʙʟ)Where stories live. Discover now