Chapter 50

43K 4.2K 483
                                    

Vote and comment please.
***

Pria itu berjalan melewati Hera dan Hardin begitu saja.

Tanpa mengatakan apa-apa, tanpa berbasa-basi dan dengan wajah dingin yang masih terlihat sama, dia pergi menjauhi taman universitas.

Reaksi yang sama sekali tidak diduga Hera, namun justru berhasil membuat wanita itu sejenak tersadar dengan apa yang telah diperbuatnya hanya karena merasa terbawa suasana.

Hera menunduk, kemudian mengusap wajahnya pelan.

Apa yang baru saja dia lakukan pada Hardin? Pada pria yang berada di situasi yang sama dengan Sean?

Bukankah Hera seharusnya tahu bagaimana sakitnya mengetahui ada perempuan lain yang melakukan hal intim semacam ini dengan pria yang sudah terikat pernikahan?

Dia pasti jalang sekali berani melakukan hal buruk ini hingga tanpa sedikitpun sadar, telah menyakiti istri Hardin yang sekarang mungkin sedang terluka.

Hera menghela, "Maafkan aku."

Hardin yang duduk di sampingnya menatap Hera kahwatir.

"Hera."

"Aku tidak saharusnya menciummu." Kata Hera. Dia menggigit bibir bawahnya kuat karena merasa kacau.

"Tidak Hera, apa maksudmu? Bukankah kita—"

"Tidak." Hera menyela.

"Kita tidak memilik Hubungan apapun, Hardin! Aku baru saja menyuruhmu untuk mempertahankan pernikahanmu, tapi aku malah menciummu, apa kau tidak berpikir aku sudah melakukan sikap yang sangat rendahan?"

Hera menatap Hardin dengan sedih, merasa kesal pada dirinya sendiri dan pada apa yang sudah dilakukannya.

"Tidak, aku tidak—"

"Aku sudah menikah." Ujar Hera.

Hardin terkejut, "Apa?"

Pria itu menggeleng kemudian tertawa sarkastis.

"T-tidak, kau pasti bercanda."

"Aku sudah menikah dengan Sean Aldarict dan kau juga sudah menikah, aku tidak seharusnya melakukan hal tadi." Kata Hera.

Hardin mengerutkan dahi tidak terima, "Sean Aldarict? Jangan berbohong Hera, bagaimana bisa aku percaya kau menikahi pria yang tidak terlihat peduli padamu itu? Kau lihat dia, dia bahkan tidak merasa kesal melihatmu dengan pria lain."

"Kami sedang bertengkar."

"Jangan membodohiku!"

"Hardin."

"Hera."

"Aku sedang hamil." Kata Hera pada akhirnya.

Berhasil membuat Hardin terdiam dengan wajah yang sama sekali tidak bisa percaya pada apa yang baru saja dia dengar, dari wanita yang duduk di sebelahnya ini.

Hera mengembuskan napasnya pelan, "Aku hanya... sedang kalut dan tidak sadar mencium mu, Hardin. Aku sangat bodoh. Maafkan aku."

"Kenapa?" Tanya Hardin dengan suara tercekat.

"Kenapa kau menciumku? Apa kau tau dia akan ke sini dan memanfaatkanku?"

Wajah pria itu mendadak menegang kesal karena merasa telah di peralat oleh Hera dengan ciuman yang wanita itu berikan tadi.

Hera terperangah, dia dengan cepat menggeleng, "Tidak, Hardin aku—"

"Hera!" Hardin berteriak.

at: 12amWhere stories live. Discover now