Chapter 67

48.1K 5K 840
                                    

Vote and comment please.
Davichi -  Don't Say Goodbye
***

"Anda tidak mau makan siang bersama kami, dokter Sean?"

Sean yang baru saja keluar dari ruang operasi dan tengah melepaskan alat pelindung diri, masker, serta handscoon-nya, menoleh pada dokter wanita yang menjadi partner-nya dalam operasi hari ini dengan wajah datar.

Dia menggeleng, "Ada jurnal yang harus saya review."

"Anda tidak sarapan, sekarang tidak makan siang, lalu anda juga sudah melakukan operasi sejak subuh. Apa anda tidak merasa terlalu memaksakan diri, dokter?"

Sean tidak menjawab, setelah meletakan semua alat pelindung dirinya dalam tempat sampah khusus limbah medis, dia mencuci tangannya, mengabaikan dokter wanita itu, serta beberapa dokter dan perawat lain yang menatap Sean dengan wajah sedih.

Mereka tidak bisa menyembunyikan keprihatinan mereka pada Sean yang sudah genap dua bulan terus saja memaksakan diri untuk bekerja, seperti ingin mengabaikan kesehatan tubuhnya, dia mengambil banyak sekali waktu operasi. Mulai dari subuh, siang, sore lalu selesai tengah malam.

Dia hanya minum kopi saat pagi, kemudian setelah operasi dia akan berada di ruangannya berjam-jam untuk me-review banyak jurnal dari berbagai bidang kedokteran sambil memakan satu atau dua buah roti, tanpa memakan makanan berat yang lain.

Banyak orang yang menganggap bahwa alasan Sean bersikap seekstrim ini adalah karena istrinya—Hera Travoltra yang juga sudah tidak bekerja dua bulan belakangan, tiba-tiba saja menghilang tanpa kabar.

Meski mereka belum tahu pasti tentang kebenaran hal itu, tapi mereka yakin bahwa kepergian wanita itu pasti telah membuat Sean begitu tersiksa hingga dia bahkan tidak peduli pada dirinya, seperti ini.

"Apa anda yakin tidak mau makan siang dulu, dokter?" Tanya dokter wanita itu lagi saat mereka hendak keluar dari ruang sterilisasi sebelum operasi.

Sean menghembuskan napas, berniat menjawab sebelum seseorang tahu-tahu menyelanya.

"Dokter Sean baik-baik saja dokter Ninda, anda tidak perlu khawatir."

Para dokter serta perawat yang keluar bersama Sean dari ruangan menoleh ke arah samping, sedikit terkejut menemukan dokter dari rumah sakit umum daerah sekaligus anak mantan direktur rumah sakit ini sedang berjalan mendekati mereka.

"Dokter Ladyra?" Panggil dokter wanita yang sejak tadi mencoba bicara dengan Sean.

Ladyra tersenyum sopan, "Selamat siang."

"Oh, selamat siang." jawab para dokter dan perawat lain langsung, sangat menyukai sikap sopan yang di tunjukan wanita itu.

"Apa saya bisa bicara dengan anda sebentar, dokter Sean?"

Semua orang menoleh pada Sean, seakan bertanya, namun pria yang memasang wajah datar itu, jelas sekali menunjukan bahwa dia tidak nyaman dengan keberadaan wanita itu disini.

"Saya sibuk."

Sean berbalik, berniat untuk pergi.

"Saya membawa surat pemberitahuan dari IDI* (Ikatan dokter Indonesia)." Ujar Ladyra, masih tersenyum sopan, membuat Sean menghentikan langkahnya dan menghela.

"Di ruangan saya." Kata Sean enggan.

Kemudian melanjutkan langkahnya lagi, mengabaikan Ladyra, dokter serta para perawat yang masih menatapnya tanpa mengatakan apa-apa.

Ladyra menunduk sekilas pada para dokter dan perawat lalu mengikuti Sean, dalam hati mendengus kesal karena sikap kurang ajar yang dilakukan pria itu padanya.

at: 12amحيث تعيش القصص. اكتشف الآن