XX - I'm Jealous

6.1K 511 34
                                    

Aku berjalan menyusuri koridor dengan wajah yang bisa dibilang tidak bersahabat. Kejadian di toilet membuat ku semakin memiliki banyak beban pikiran. Setiap hari selalu saja ada masalah yang menghampiriku. Gak di California atau di Indonesia, sama saja. Hidup ku penuh dengan masalah.

Suasana kantin masih sama seperti sebelumnya. Ramai dan berisik. Sebenarnya, aku itu orang yang tidak terlalu suka berisik. Tapi, semenjak di Indonesia, aku menjadi sedikit terbiasa. Apalagi mendengar klakson di jalan raya.

Sampai di kursi, Clara langsung bertanya. Mungkin karena wajahku yang sedikit berbeda. Mungkin, karena sekarang dalam diriku ada kekesalan yang sangat mendalam.

"Kok manyun?" tanya Clara.

"Gatau!" jawab ku dengan sedikit membentak. Di kepalaku terngiang ucapan Fachry saat di toilet.

"Kalau aku suka sama kamu gimana?

"Kalau aku bilang aku cinta sama kamu gimana?"

"Kalau aku bilang aku ingin kamu jadi milikku gimana?"

Semuanya terulang terus di pikiranku. Seakan sebuah lagu yang terus terulang lagi dan lagi.

"AARGGHHH!!!" teriak ku sambil memukul meja dengan sangat keras. Aku seperti tak perduli lagi dengan orang sekitar. Seluruh penghuni kantin terkejut dan lansung menoleh ke arah ku. Bodoh amat, aku lagi kesal. Mereka mungkin bertanya-tanya ada apa dengan tuan california ini.

"Lo kenapa? Anak baru itu gangguin lo?" tanya Bima.

Bima berdiri juga sambil memukul meja.

"Kurang ajar banget sih!" Bima langsung melangkah meninggalkan Clara dan aku di kantin.

Kepergian Bima membuat kekhawatiranku semakin bertambah. Jelas saja aku langsung beranjak dari kursiku lalu menyusul Bima. Anak itu bisa melakukan yang tidak-tidak. Aku gak tau Clara mengikutiku atau enggak. Tapi, aku khawatir dengan mereka berdua.

Sampai di kelas, aku sudah melihat Bima sedang memegang kerah baju Fachry. Kelas juga sudah mulai ramai. Melihat perseteruan antara Bima dan Fachry. Bima itu gak tau kalau Fachry itu dulu preman di sekolahku. Astaga, Bima jangan nambah masalah!

Mata Fachry dan mataku tak sengaja bertemu. Aku bisa membaca wajah Fachry. Dia sangat emosi, tapi sekarang dia lagi berusaha menahan. Mungkin dia mau menjaga image nya sebagau siswa baru dari California.

Aku dengan ketegasannya mulai menghampiri mereka lalu menarik tangan Bima. Aku menahan tubuhnya yang terus maju ingin menyerang Fachry. Wajah Fachru terlihat tenang. Tapi aku, ia sedang emosi.

"BIMA!" bentakku. Semua terkejut mendengar suaraku yang lantang dan tegas.

Aku melihat Fachry dia menatap Bima dengan tatapannya yang tajam. Dia adalah tipikal orang yang gak suka diganggu kehidupannya. Fachry itu orangnya pendendam. Aku tau itu.

"Fachry!"

Fachry mengalihkan tatapannya yang tajam ke hadapanku. Dia menatapkan seperti meminta pembelaan. Karena, ia tau dia gak salah. Dia hanya ingin minta pembelaan dariku. Tapi, aku sekarang malah menggenggam tangan Bima dan menariknya keluar. Aku mengabaikan Fachry yang masih berdiri dan menatap kami yang sudah keluar dari kelas.

Kumpulan siswa yang tadinya asik menonton perkelahian antatra siswa tampan dari California dan siswa tampan dari Jakarta itu. Beberapa diantara mereka juga ada yang merekam kejadian tadi. Aku sempat melihatnya. Ingin rasanya aku menghentikan rekaman mereka itu tapi itu tidak penting.

Aku menarik tangan Bima sampai ke belakang sekolah. Kini aku seperti sedang menghadapi macan yang mengamuk. Untuk pertama kalinya aku melihat Bima marah seperti ini. Selama ini, ia hanya menampilkan senyumnya yang indah. Aku saja sebagai cowok terpesona melihatnya, apalagi perempuan-perempuan di sekolah ini. Aku yakin dan percaya, banyak yang jatuh cinta dengan Bima tapi ia mengabaikannya. Karena, dia sempat bilang, cewek-cewek di sekolah ini hanya memerhatikan kekayaannya saja. Bima tak suka itu.

Love Me Like You Do ✔️Место, где живут истории. Откройте их для себя