XL - My World

8.6K 483 135
                                    

Keseharianku bersama Fachry bisa dibilang cukup membahagiakan. Aku bisa merasakan kenyamanan yang jika bersama orang lain tak aku rasakan. Seolah-olah dalam diri Fachry itu sebuah candu yang membuat aku sangat nyaman berada di dekatnya.

Baru setahun kami saling kenal, dan aku baru menyadari ternyata kalau Fachry sudah jatuh cinta, dia akan sangat mencintai orang itu. Dan aku sudah merasakannya. Kalian gak percaya? Rasain aja coba.

Tapi langkahi mayat aku dulu.

Ini udah ke 3 bulan aku menjalin hubungan dengan si tuan bucin ini. Everyday is Saturday katanya. Karena tiap hari kami jalan-jalan. Papa sama popi sudah memakluminya kalau aku pulang malam. Popi juga sudah tak mengekangku. Kini aku sudah diberi kebebasan. Apalagi, umurku sudah 17 tahun seminggu yang lalu. Aku sudah dewasa. Hal istimewa yang aku terima berasal dari Fachry. Kami tak mengira kalau kami akan khilaf waktu itu.

Dan yang membuat aku semakin senang adalah, Papa memberiku motor. Ternyata papa selama ini gak memberiku motor karena aku masih dibawah umur. Dia gak mau aku membawa kendaraan kalau umurku masih belum cukup. Jadi, di umurku yang ke 17 ini, papa memberiku motor, dan minggu depan aku akan mengurus sim ku.

Akhirnya aku punya ktp.

Kalau popi memberikan sepatu. Dia gak mau ngasih tau harganya. Tapi aku sudah tau harganya berapa. Sepatu itu sudah aku incar sejak lama. Akupun gak tau popi taunya dari mana.

Masih banyak lagi hadiah yang aku terima. Dan ada hadiah yang paling spesial. Besok Emma dan Jessie datang ke Indonesia. Aku gak menyangka mereka benar-benar menyusulku. Ini kado ulang tahun yang sangat memuaskan bagiku. This is the real sweet seventeen.

"Fachry ini kolor kamu kenapa di sini?" aku mengangkat satu celana dalam yang tergeletak di atas lantai.

"Tadi malam aku lupa naronya di tempat kotor."

"Jorok banget!"

"Yaudah sayang, kamu harus terbiasa, tamat SMA kita langsung nikah."

"Nikah-nikah kepala mu botak!"

"Kamu gak mau nikah samaku? kita udah bulan madu duluan loh?"

"Bulan madu, itu mah bukan bulan madu!"

"Jadi?"

"Gak tau, dah, aku mau ke bawah, popi dari tadi udah manggil."

Aku langsung bergegas keluar dari kamar. Sampai di tangga, aku melihat ada dua orang yang duduk di kursi ruang tamu. Ada papa juga di sana. Dari sudut pandanganku, aku seperti mengenal mereka. Terutama rambut yang kuncir satu laiknya Ariana Grande.

"Tuh dia," ucap papa.

Dua orang itu berbalik. Melihat itu aku langsung membuka mataku lebar-lebar.

"WHAT?! O EM JI! GUYS!" dua perempuan jalang a.k.a Emma dan Jessie langsung berteriak dan lari ke arahku. Kami saling berpelukan di anak tangga terakhir.

"Oh my God, i miss you so bad!" ucap Jessie.

"Me too bitch!"

"Kamu makin kurus, popi, kok Razka kami makin kurus?" tanya Emma ke popi yang kini sedang di dapur menyiapkan sesuatu.

"Razkanya yang malas makan," jawab popi dari sana.

Plak!

Aku langsung meringis kesakitan saat Jessie memukul kepalaku sangat keras. "Udah dibilang jangan bikin popi repot! anak kurang ajar!" ucapnya.

"Sakit anjing!"

"Eh! mulutnya, pa liat, Razka udah nakal sekarang, mentang-mentang udah 17 tahun."

Love Me Like You Do ✔️Where stories live. Discover now