22 - Pasar Malam

4.5K 314 66
                                    

"Selain berhasil menangin taruhan itu, lo juga berhasil buat hati gue hancur!"

---

Acha menghela berat. Entah sudah berapa lama ia berada di gedung rooftop. Tubuh Acha bersandar pada sandaran sofa yang sudah tidak di pakai, semilir angin kencang berhembus menerpa wajah cantik Acha.

Brak.

Pintu rooftop terbuka secara kasar. Acha tidak merasa terusik, gadis itu malah semakin mem-fokuskan tatapannya pada senja sore hari ini.

"Gue tau lo di sini, Cha!"

Acha kenal suara itu. Acha tidak menggubrisnya, gadis itu masih setia menatap lurus ke depan.

Laki-laki itu mendekati dan duduk di sebelah Acha. "Cha, pulang yuk. Semua orang khawatir sama lo!" Pinta laki-laki itu lembut. Acha tidak menghiraukan laki-laki di sampingnya, seolah telinganya sengaja ia tulikan.

Laki-laki itu meraih tangan Acha yang langsung di tepis kasar oleh gadis itu. "Cha, lo kenapa sih? Kalo ada masalah bilang sama gue biar gue nggak bingung!"

Acha tertawa sinis, ia menatap laki-laki itu tajam. "Setelah apa yang udah lo lakuin ke gue dan lo masih nanya gue kenapa?" Tanya Acha tidak percaya. "Gue kecewa, Ze, sama lo!" Lanjut Acha lirih.

Zean, laki-laki itu mengernyit bingung. "Ya makanya lo ngomong sama gue biar gue tau kesalahan gue itu dimana!" Ucap Zean seperti orang frustasi.

Acha tertawa lirih. "Harusnya gue sadar ya, Ze! Lo itu dateng ke hidup gue bukan untuk jadi cowok yang buat gue bahagia," Zean terdiam.

"Harusnya dari awal gue sadar kalo lo itu cuman main-main sama gue. Harusnya gue sadar cowok kayak lo nggak mungkin suka sama gue!"

"Cha, lo ngomong apaan sih?"

Acha tertawa sumbang. "Lo nggak usah pura-pura nggak tau, Ze! Gue udah tau semuanya. Lo cuman jadiin gue bahan taruhan lo sama Arion, kan?" Zean mematung. Terkejut akan jawaban Acha.

"Kenapa, Ze?! Kenapa!? Gue salah apa sama lo sampe lo tega jadiin gue bahan taruhan!?" Bentak Acha marah. Gadis itu sudah bangkit dari duduknya.

Zean menggelengkan kepalanya. "Cha, gue bisa jelasin semuanya! Ini tuh nggak seperti yang ada di pikiran lo!"

Acha tertawa. "Nggak seperti yang gue pikirin gimana, Hem? Gue kira lo bener-bener tulus, Ze, sama gue! Gue kira lo bakal jadi orang pertama yang berhasil buat gue luluh, gue kira lo orang yang nggak akan pernah nyakitin gue. Tapi ternyata dugaan gue salah! Lo malah sebaliknya! Gue kecewa sama lo!" Jelas Acha.

Zean ikut bangkit. "Cha, tolong percaya sama gue! Gue punya alasan tersendiri kenapa gue taruhan sama Arion!"

Acha menatap Zean tajam. "Alasan apa?! Kalo lo menang lo bakal dapet apa?! Mobil? Motor? Uang? Atau apartment?! Lo tega banget, Ze, sama gue!"

Zean diam, membiarkan gadis itu meluapkan seluruh emosinya.

"Lo tau, Ze? Gue udah mulai buka hati gue buat lo! Gue udah mulai menerima kehadiran lo di hidup gue. Bahkan saat gue belum sepenuhnya buka hati buat lo, lo malah hancurin hati gue dalam sekejap! Lo tau nggak perasaan gue kayak gimana waktu gue denger gue di jadiin bahan taruhan sama lo?! Sakit, Ze!"

Zean tertegun. Ia tidak menyangka bahwa Acha sudah memulai membuka hati untuk dirinya. Apakah Zean sejahat itu telah menjadikan Acha sebagai bahan taruhan? Tetapi Zean melakukan itu demi Acha, untuk Acha. Zean yakin sekali kalau sekarang Acha pasti sudah sangat membencinya.

Story Of The Twins (SUDAH TERBIT)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें