37 - Kondisi Nathan

3.7K 318 114
                                    

Seorang wanita bertubuh ramping tengah menangis di pelukan suaminya. Sejak mendengar kalau anaknya masuk ke rumah sakit, wanita itu langsung menangis histeris bahkan nyaris pingsan.

"Jangan nangis lagi, nggak malu apa di liatin sama temen-temen Nathan?" bisik Arka pada Keyla. Keyla melepas pelukannya. Arka mengusap air mata istrinya dengan kedua ibu jarinya.

Keyla tersenyum dengan mata yang sembab. "Kalian enggak pulang? Takutnya nanti orang tua kalian nyariin,"

Farrel menggeleng. "Enggak, Tan. Kita mau di sini sampe kita tau kondisi Nathan gimana,"

Keyla tersenyum getir. Ia menatap pintu UGD di depannya dengan sendu. Sudah hampir satu jam lamanya Nathan berada di dalam ruangan itu. Namun dokter yang menangani Nathan belum juga keluar.

"Nathan nggak bakal kenapa-kenapa kan, Ze?" tanya Acha dengan tatapan kosong. Kejadian Nathan tertusuk pisau kembali memutar di otaknya. Sungguh, jika saja Acha datang tepat waktu, pasti semuanya tidak akan menjadi seperti ini.

Zean menggeleng sambil mengusap bahu Acha. "Enggak, Cha. Nathan nggak akan kenapa-kenapa, lo tenang ya. Jangan nangis terus."

"Gimana gue bisa tenang saat kembaran gue lagi berjuang untuk hidupnya?"

"Iya, tapi lo harus—"

Acha melirik Zean tajam. "Gue nggak bisa tenang! Stop ngomong kalo gue nggak usah nangis dan bersikap untuk tenang! Lo nggak akan tau gimana rasanya jadi gue, Ze! Ini semua salah gue! Coba aja tadi gue nggak telat dateng pasti Nathan nggak akan kayak gini!" teriak Acha membuat semuanya menoleh ke arahnya.

Zean terdiam.

Keyla menghela napas panjang. Wanita itu berjalan mendekati anak putrinya. Keyla sangat tahu bagaimana perasaan Acha sekarang. "Acha, kamu nggak boleh kayak gitu ya, Sayang."

Acha menoleh dengan mata berair. Gadis itu memeluk Keyla erat. "Bun, N-Nathan bakal baik-baik aja, kan? Nathan bakal selamat, kan?"

Keyla mengangguk. "I-iya Sayang. Nathan bakal baik-baik aja. Nathan pasti selamat," jawab Keyla dengan suara bergetar.

Dara menatap Acha sendu begitupun Darren dan juga Farrel. Mereka berdua tidak akan menyangka kalau Nathan akan mengalami hal begini. Jika mereka tau, pasti Darren dan Farrel akan menemani Nathan sepulang sekolah tadi.

Pintu UGD terbuka, menampilkan sesosok pria paruh baya dengan jas dokternya. Keyla dan Acha reflek berdiri.

"Gimana keadaan anak saya, Dok? Anak saya akan baik-baik saja, kan?" tanya Keyla penuh harap.

"Boleh ibu dan bapak ikut ke ruangan saya?" tanya dokter itu dan di balas anggukkan oleh Arka dan juga Keyla.

"Boleh dok,"

Dokter itu mengangguk. "Mari,"

Arka dan Keyla mengikuti langkah dokter yang menangani Nathan dari belakang. Mereka sangat takut kalau Nathan akan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.

Acha berjalan lemah menuju pintu UGD. Ia menempelkan telapak tangannya pada kaca pintu. Acha tersenyum sendu. "Nath, lo baik-baik aja, kan disana?" lirih Acha. Hatinya seperti tersayat saat melihat begitu banyaknya alat yang terpasang pada tubuh Nathan.

"Jangan tinggalin gue, Nath. Gue nggak mau kehilangan lo. Please...."

*****

"Jadi, bagaimana keadaan anak saya, Dok?" tanya Arka saat mereka sudah duduk berhadapan dengan dokter itu.

"Dia baik-baik aja, kan? Nathan pasti sembuh, kan?" timpal Keyla.

Dokter itu berdehem pelan. Ia menyatukan tangannya di atas meja dengan raut wajah yang sulit di artikan. "Begini bapak, ibu, akibat luka tusukan di perut Nathan, Nathan mengalami kerusakan pada ginjalnya. Tusukan dalam itu berhasil mengenai ginjal Nathan."

Story Of The Twins (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now