29 - Cemburu?

4K 301 173
                                    

"Kalian tahu, kan, kalo ini itu sekolah. Tempatnya belajar, bukan berantem! Memangnya sekolah ini punya nenek moyang kalian, jadi kalian bisa seenaknya berantem disini?!" Bu Bella melepas kacamatanya.

Tatapan Bu Bella beralih pada Nathan. "Kamu juga, Nathan! Kamu kan sudah tahu peraturan sekolah itu seperti apa, tapi kamu malah melanggar aturannya!" kini Bu Bella menatap Gama. "Kamu juga! Kamu, kan, murid baru disini. Bahkan belum ada satu Minggu kamu di sekolah ini, eh malah sudah buat keributan!" omel Bu Bella.

"Bukan saya duluan, Bu, yang mulai! Tapi Nathan!" kilah Gama sambil menunjuk Nathan.

Nathan melotot tidak terima. "Enak aja! Lo duluan yang nyari ribut sama gue!" bentak Nathan.

"Lo!"

"Lo lah gila!"

"Lo!"

"Kan lo duluan yang mu—"

"SUDAH-SUDAH, JANGAN RIBUT TERUS!!" teriak Bu Bella membuat Nathan dan Gama bungkam seketika.

Bu Bella memijat lembut pelipisnya. "Untuk kamu, Nathan. Kamu saya skors selama dua hari! Dan untuk Gama, kamu saya skors selama satu hari!"

"Loh, kok saya lebih lama dari dia sih, Bu?!" protes Nathan sembari menunjuk Gama tidak terima. Sedangkan Gama, laki-laki itu menatap Nathan dengan penuh kemenangan.

Bu Bella menghela napas panjang. "Sudah, jangan banyak protes! Atau kalian mau saya tambah hukumannya?!"

"Kalo saya sih enggak, tapi kalo Nathan, boleh lah!" ledek Gama.

Nathan menatap Gama tajam.

"Kalian boleh keluar!"

Nathan dan Gama keluar dari ruang BK secara bersamaan. Saat sampai di luar pintu, Nathan langsung menatap Gama nyalang. Laki-laki itu sangat tidak terima dengan hukuman yang Bu Bella berikan. Jelas-jelas ini Gama dulu yang memulai, tapi kenapa malah dirinya yang di skor dua hari? Sedangkan Gama? Ah, sudahlah. Nasi sudah menjadi bubur.

Gama melipat kedua tangannya di depan dada. Ia tersenyum meremehkan. "Gimana hukumannya? Masih kurang puas?" tanyanya sinis.

"Diem lo!"

"Maksud lo apaan, hah majang foto gue sama Naura di Mading sekolah?! Mau buat gue malu lo?!" gertak Nathan tajam.

Gama tersenyum kiri. "Kenapa? Nggak terima?"

Nathan menghela napas kasar. "Pengecut lo!" setelah mengucapkan itu, Nathan bergegas pergi meninggalkan Gama di depan ruang BK.

Gama tertawa pelan. "Ini baru permulaan, ya, Nathan!" tajam Gama.

*****

Acha memegangi kepalanya yang terasa pusing. Pandangan matanya pun sedikit buram. Entah ini karena efek kehujanan atau banyak pikiran. Entahlah, yang pasti tujuan Acha sekarang adalah ruang UKS.

Acha berjalan dengan langkah gontai. Bibirnya yang pucat tetap memaksakan senyum kepada orang-orang yang menyapanya. Rasanya Acha ingin pingsan saat itu juga. Tetapi siapa yang akan menolongnya?

Acha berhenti tepat di depan pintu UKS yang tertutup. Gadis itu memegang kenop pintu dengan tangan gemetar. Niatnya untuk membuka pintu ia urungkan saat mendengar sebuah percakapan di dalam ruangan itu.

Acha bersembunyi di balik tembok. Beruntung jendela UKS di buat rendah, menjadikannya mudah untuk mengintip kegiatan mereka. Mata Acha membulat penuh saat melihat siapa yang ada di dalam sana. Zean, bersama dengan seorang gadis yang cukup Acha kenal.

Gadis itu bernama Lintang Valencia. Seorang gadis yang katanya pernah di sukai oleh Zean. Katanya, Zean itu suka dengan Lintang sejak dia kelas sembilan SMP. Menurut rumor yang beredar, keduanya tidak berpacaran. Mereka hanya sebatas teman dekat. Katanya, Zean pernah menyatakan cinta pada Lintang, namun gadis itu menolaknya dengan alasan tidak mempunyai perasaan lebih pada Zean.

Story Of The Twins (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now