22. Judine sialan

8.1K 311 190
                                    

Kita hidup di Planet yang dijejali kemunafikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kita hidup di Planet yang dijejali kemunafikan. Dimana orang baik haus akan pengakuan dan orang jahat  penuh dengan pencitraan.

Udah pada follow author belum? Kalau belum follow ya Ekaagstina, minta follback juga boleh.

Jangan jadi sider ya, biasakan comment sebanyak-banyaknya.

HAPPY READING🖤

Suasana kali ini lebih menegangkan dan membingungkan. Berlatar disebuah ruangan tempat banyaknya kejahatan maupun laporan diintrogasi. Salah satunya Azka—sang ketua Wariors dan Ehan wakilnya. Azka dan Ehan sama sekali tak mengerti, mengapa mereka dibawa kekantor polisi? Hanya mereka berdua. oh ralat, mereka berdua dan satu anak Ratados yang duduk di bangku berbeda dengan mereka.

Polisi paruh baya yang ada di hadapan Azka dan Ehan, kini mulai menghembuskan napas lalu mengintrogasi mereka.

“Kami mendapat laporan bahwa geng motor Wariors telah melakukan ulah tadi malam, dengan membakar warung dan sebuah tempat di samping SMA Wijaya. Apa benar saudara Azka rafienda bayer selaku ketua geng?” ujar polisi itu seraya menatap tajam lawan bicara.

“Benar pak,” jawab Azka tanpa ragu. Ya, dia tidak mau berbohong. Jika pun ia akan di penjara atau denda, iya sama sekali tidak peduli. Yang penting keinginannya membakar basecamp Ratados sudah terpenuhi.

“Apa saudara Azka rafienda bayer tau, yang geng anda lakukan merupakan tindakan kriminal?”

“Ya, saya tau.”

“Geng Wariors sudah jelas, terjerat Pasal 188 KUHP. Tentang kebakaran dan pembakaran, dengan hukuman penjara maksimal lima tahun atau denda sebesar tiga ratus juta rupiah,” putus Polisi itu.

“Tapi pak, kami hanya membalas setimpal dengan apa yang geng Ratados lakukan. Motor kami dihancur, bahkan diambil oleh mereka. Teman kami di keroyok sampai masuk rumah sakit. Apa cuma kami yang di tuntut? Kami juga ingin menuntut mereka atas dasar perusakan disengaja barang milik oranglain dan pengeroyokan—”

“Udah, han.” potong Azka. Azka hanya tidak ingin Ehan terlalu banyak memprotes, yang justru bakal membuat masalah jadi lebih sulit.

“Tapi Bos? Kita harus tun—”

“Gak perlu, biarin aja mereka.”

Disisi lain, salah satu anak Ratados yang ada di sana tersenyum miring. Merasa senang karena Wariors tidak menuntut.

“Kok gitu? Itu namanya gak adil!” kesal Ehan dengan menaikkan suaranya satu oktaf.

“HANYA PENGECUT YANG BISANYA LAPOR POLISI, TANPA BISA MENGHUKUM SENDIRI.” sindir Azka keras di depan polisi dan di samping anak Ratados, yang diketahui adalah wakilnya itu.

The Gang Leader CoupleWhere stories live. Discover now