P(b)F; What Do You Think?

953 96 24
                                    

Awas typo!








Happy Reading....

-

Mereka saling diam untuk beberapa menit, hanya terdengar suara dentingan jam yang mengalun pelan. Dan juga hembusan nafas dari masing-masing.

Jimin sendiri merasa gugup, tapi berbeda dengan Yoonji. Gadis itu terlihat biasa saja, lihatlah dia justru tengah mengagumi isi kamar milik Jimin. Mulutnya yang sejak tadi gumamkan kata 'wah' itu menarik atensi Jimin yang sejak tadi menunduk, dan kini tengah memperhatikan gadis di sampingnya.

Diam-diam Jimin tersenyum tipis, lalu tanpa sadar tangannya bergerak untuk usak rambut panjang milik Yoonji.

Sontak saja, Yoonji lekas menoleh dan beri senyum manis untuk Jimin.

Deg

Mendapat senyuman dari Yoonji, Jimin diam dan tersipu setelahnya. Wajahnya terasa panas, dan tangannya mengapung di udara.

"Kenapa Jimin?? "

"Huh? Ah tidak apa."

"Um, Jimin…"

"Y-ya Yoonji-ah?"

"Aku haus tahu!" Ucap Yoonji dengan tidak tahu malunya.

"Oh, hehe. Iya sebentar ya, Aku akan buatkan minum."

Setelahnya Jimin keluar dari kamar, meninggalkan Yoonji yang tengah tersenyum simpul saat kepergian Jimin. Bangun dari duduknya, dan berjalan ke arah lain di kamar itu.

Melihat-lihat isi kamar lebih detail, lalu setelah itu dia duduk di atas kasur empuk itu lagi.

Sedang di lantai bawah, tepatnya di dapur, Jimin tengah bingung dengan apa yang akan dia buat sekarang. Helaan nafas terdengar, lalu dia ambil cangkir dan setelah itu dia kembali bingung.

Hingga sang ibu datang, memandang bingung putranya yang sedang nampak kebingungan. Menghampiri, dan tepuk bahu Jimin dengan pelan. Jimin terkejut, dan setelah tahu itu ibunya, dia hela nafas tenang.

"Ku kira siapa."

"Sedang apa sih Jimin?? Hm? Kenapa malah melamun disini? Sana temani kekasihmu."

Jimin berdecak, tapi tak di pungkirinya wajahnya menghangat. "Ck, Ibu.. Dia temanku, bukan kekasihku tahu!"

Ibunya terkekeh, "Oke oke… dan lagi, jangan bilang bukan. Bilang saja belum. Kekekek. "

"Ibu~~"

"Hahah, oke oke.. Sini biar Ibu saja yang buatkan minum, dan sana kau temani dia. Nanti akan Ibu antar."

"Hahh, oke baiklah." Berbalik  badan, dan saat akan melangkah lebih jauh tiba-tiba pekikan sang Ibu buat Jimin merasa ingin mengubur dirinya jauh-jauh.

"Oh iya, jangan lupa ya.. Nanti kalau main, pakai pengaman. Oke."

Astaga, benar Jimin rasa ingin sekali kabur dari rumah. Tapi apa daya, dia menahan itu semua. Hingga saat di depan pintu kamar nya sendiri, dia merasa lebih gugup dari yang tadi.

Jantungnya berpacu lebih cepat, tangannya terasa berkeringat dingin. "Huh, gara-gara ucapan Ibu. Aku jadi gugup sekarang." Gumamnya.

Klek

Pintu di buka, dan dia menemukan Yoonji yang tengah merebahkan tubuhnya di atas kasur. Jimin berdehem, itu buat Yoonji menoleh dan bangun dari rebahannya.

Tersenyum manis, lalu duduk di samping kasur. Tepuk sebelahnya yang masih kosong, agar Jimin mau duduk di sampingnya. Jimin paham, lalu dia berjalan menuju Yoonji. Dan ikut duduk di samping gadis itu.

𝙿𝚘𝚜𝚜𝚎𝚜𝚜𝚒𝚟𝚎 (𝘣𝘰𝘺)𝙁𝙧𝙞𝙚𝙣𝙙 (Complete)✅Where stories live. Discover now