21 | KONDANGAN

43.2K 6.1K 804
                                    

Kalo hari ini sempat, mungkin bakal upload 2 bab.

Happy reading pembacaku tersayang....

***

Ullie meremas botol air mineral kosong di tangannya.

Tuh kan, dia bilang juga apa!

Fabian pasti keasikan kerja sampai lupa ada resepsi!

"Aduh, jangan cemberut! Nanti makeupnya berkerut!" Tegur Tania.

"Mas Bian masih nggak bisa dihubungin, kak?" Entah sudah berapa kali Ullie menanyakan hal yang sama.

Tania menggeleng. "Gie juga nggak bisa dihubungin."

"Mas Anton gimana, ma?" Kali ini Ullie memandang Mamanya.

"Nggak bisa. Hpnya mati. Hp Galang nyambung, tapi nggak diangkat."

Kemana mereka semua??

Cuma disuruh nemenin Fabian aja nggak becus!!

Emosi Ullie sudah ada di puncak kepala.

Tante Mariska masuk ke tenda pengantin, menjenguk menantunya. "Kenapa Bian belum datang juga? Dia masih di Zurich?" Wajah mertua Ullie itu kini nampak was-was.

Seorang wanita anggun menyusul masuk ke dalam tenda. Wanita itu mengenakan kebaya dengan motif yang sama dengan Mariska dan Mama Ullie. Rambutnya disanggul tinggi dengan hiasan emas. Kulitnya kuning langsat dan matanya sipit. Ullie agak-agak familiar dengannya, tapi tidak ingat pernah bertemu dimana.

"Asistennya Gie tadi bilang kalau pilot Gie mendadak susah dihubungi. Mereka lagi nyari pilot pengganti."

Semua orang menghela napas lega, membuat wanita itu terheran-heran. "Kok nggak pada cemas? Sekarang Hari Kemerdekaan Swiss. Pasti susah nyari pilot pengganti dadakan."

"Ada mas Galang, kok." Mia yang sedang duduk di kursi kayu bersama saudara kembar Galang tiba-tiba bersuara.

"Galang? Gallagher Elang maksudnya?"

"Loh, kok tante tau?" Ullie kaget.

"Saya mamanya Gie."

Ohhh... pantesan mukanya familiar. Pikir Ullie.

"Terus kenal mas Galang juga?" Ullie lagi-lagi bertanya.

Wanita itu, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Helena Tan, alih-alih menjawab, malah balik bertanya. "Galang itu pilot? Bukannya dia jaga bengkel?" Hidung Helena berkerut tak suka saat menyebutkan bengkel.

"Bukan sembarang bengkel kali, tan! Mas Galang itu punya bengkel sport cars terbesar dan terkenal di Surabaya. Dia juga punya lisensi jadi pilot pesawat komersial. Betul nggak, kak?" Mia menyikut lengan cewek di sebelahnya.

Elsa, saudara kembar Galang mengangguk sambil tersenyum. "Jam terbang Galang udah tinggi, kok. Dia masih sering nerbangin helikopter buat penyemprotan kebun di beberapa daerah kalo lagi gabut. Diminta sama pemerintah provinsi. Jadi tante jangan khawatir!"

Tania ikut-ikutan menambahi, "Tania juga pernah beberapa kali minta tolong Galang buat jadi pilot kalo pas lagi kepepet. Pokoknya yang berhubungan sama mesin mobil atau urusan terbang-terbangan, Galang jagonya." Ujarnya sambil terkekeh.

Jika awalnya Helena tak percaya ucapan dua cewek asing yang tadi membicarakan Galang, kini dia jadi memikirkan ucapan Tania.

Helena mengetikkan sesuatu di hpnya. Dia meminta orang suruhan untuk menyelidiki latar belakang Galang.

mechanic&lover [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang