22 | DI MARIENKAPELLE

45K 6.8K 451
                                    

Kalau tadi hati Galang rasanya perih teriris saat tahu Gie bersama tunangannya, kini jantung Galang rasanya terbakar api saat melihat Gie menerima uluran tangan Aiden untuk menari. Apinya panas. Api cemburu. Rahang Galang sampai mengeras ketika kedua matanya mengikuti pasangan itu.

"Minum dulu! Biar adem kepala lo." Elsa menyodorkan segelas air putih pada saudara kembarnya yang nampak sedang menahan emosi. "Dia cewek yang pernah lo ceritain itu? Yang sering tidur berjalan?" Pandangan Elsa mengikuti arah tatapan Galang sedang menuju.

Galang mengangguk samar. Ia memalingkan kepalanya. Tidak tahan melihat Gie berlama-lama bersama cowok itu.

"Mia baru ngasih tau gue. Dia Regina Atmodjo, kan? Crazy rich yang pernah viral dulu. Sekarang media sosialnya udah nggak ada. Ilang dari peredaran dunia maya." Lanjut Elsa.

Galang tahu kalau lenyapnya media sosial Gie ada hubungannya dengan percobaan kabur dan menghindari keluarga Tan.

Elsa menyenggol lengan Galang. "Tinggi juga selera lo." Godanya.

Galang tidak merespon. Dia sibuk menjinakkan emosinya sendiri.

"Orang-orang di meja mereka juga sering ngeliatin kita. Keluarganya?" Tanya Elsa lagi.

"Kelihatannya iya." Galang sempat melirik Yvonne di meja itu. Dia yakin kalau sisanya adalah orangtua dan Opa-Oma Gie. Mereka memperhatikan Galang secara terang-terangan. Ekspresi mereka datar. Terutama Opa Atmodjo yang sedang menatap Galang penuh penilaian.

"Kalo lo memang yakin untuk mulai hubungan sama dia, lo kudu ngerti darimana keluarga Regina berasal. Mereka kalangan kelas atas. Gue sih nggak bilang kita miskin, ya! Tapi bagi keluarga dia, kita ini nggak sepadan." Elsa tiba-tiba berceramah, membuat mood Galang makin berantakan. "Gue liat cewek itu suka sama lo. Kalo dia nggak suka, nggak mungkin dia ngeliatin gue kayak lagi ngerencanain pameran mutilasi di sini." Lanjutnya. "Yang gue pengen tau, lo suka sama dia juga? Sayang? Cinta? Kalo sekedar suka doang mending lupain aja! Bikin ruwet hidup lo ntar kalo udah urusan sama keluarga model begitu!"

Galang menelan ludah. Bagaimana bentuk perasaannya pada Gie?

Mereka pernah tinggal serumah. Pernah tidur bersama di atas satu ranjang. Galang juga sangat peduli pada Gie. Rasa peduli yang muncul karena kebiasaan. Dia juga terbiasa mendengar Gie mengungkapkan cinta lebih dulu. Terbiasa dengan ketertarikan dan obsesi Gie padanya. Jadi ketika dia tahu Gie akan dimiliki oleh orang lain, rasanya dia tidak rela!

"Lo cinta sama dia, ya?" Elsa, dalam mode psikolognya memberi diagnosa pada sang kakak.

Galang tidak terkejut. Tidak juga risih mendengar seseorang menuduhnya mencintai Gie. Toh, kelihatannya memang benar.

Elsa geleng-geleng kepala. "Wah, repot nih urusannya." Gumamnya.

Sebuah ide gila muncul di kepala Galang. Ia memandang Elsa lekat-lekat.

"Nah, kan! Kalo muka lo udah begini, pasti bakal ngerepotin gue!!" Elsa was-was saat melihat ekspresi serius Galang.

***

Pundak Gie ditepuk oleh seseorang saat ia sedang berdansa dalam tempo lambat bersama Aiden. Saat ia menoleh ke belakang, dia terkejut melihat Galang. Gie mengedarkan pandangan ke sekeliling serta ke meja tempat keluarganya sedang berkumpul. Mereka semua memperhatikan. Wajah cewek itu mendadak pucat ketika dari ekor matanya terlihat beberapa bodyguard mulai mendekat. Mereka adalah orang suruhan Opa.

"Galang..." Gumam Gie.

"Boleh pinjam Gie sebentar?" Galang tersenyum saat meminta ijin pada Aiden, namun sorot matanya dingin.

mechanic&lover [selesai]Where stories live. Discover now