22: A memory

126 28 4
                                    

-Jeon Jungkook-

22: A memory

Jungkook terbangun dari tidurnya, rasa sakit masih ada di sekujur tubuhnya sekarang.

Belum makan, lemas, dan juga anak laki-laki itu belum minum obat satupun yang di berikan dokter Kim waktu itu.

Jam 8.34 waktu Korea Selatan, beruntungnya hari ini libur sekolah. Dan Jungkook bisa mengistirahatkan tubuhnya yang sakit.

Memar di bagian leher, pipi, dan jarinya yang sakit saat di gerakan. Membuat laki-laki itu meringis, bercak merah terlihat jelas di bagian lehernya.

Jungkook menaikkan kaos yang dia pakai hingga menutupi lehernya yang merah itu.

Melihat tanamannya yang tumbuh, dan kuncup bunganya sedikit terbuka. Dia tersenyum, lalu mengambil penyiram tanaman miliknya, mengambil air di dalam kamar mandi.

"Kamu akhirnya tumbuh!"

"Kamu harus cepat mekar, karena mama menunggu kamu."

"Aku akan meletakkanmu di sini." Jungkook menaruh pot bunga Lily di balkon kamarnya.

Menyiramnya bunga itu hingga.

Brak!!

Soobin menjatuhkan pot bunga Lily milik Jungkook, pecah.

Tanahnya berhamburan keluar, begitu juga dengan bunga Lily miliknya.

Jungkook segera pergi dari tempat ini, menuju bunga Lily milik nya yang jatuh.

"Sayang banget lo sama bunga itu. Dari Ara?" Soobin bertanya tanpa dosa, dari atas balkon kamar Jungkook.

Jungkook membalas ucapan Soobin dengan senyuman.

"Bukan, ini untuk mamaku." Ada perasaan bersalah saat Soobin melakukan hal itu kepada Jungkook.

Apapun itu cobaan yang Soobin berikan kepada anak laki-laki ini, dia tidak akan marah atau pun melawan.

Jungkook hanya memakai tangan kanannya, karena jari tangan kirinya sakit saat di gerakan, maupun memegang barang.

"Tangan lo kenapa?" Lagi-lagi Soobin bertanya tanpa dosa.

"Aku tidak tahu, saat aku menggerakkan jariku ini, sangat sakit." Jungkook tersenyum, lalu mengumpulkan bunga Lily dan juga tanahnya ke dalam plastik yang tak sengaja sudah ada disana.

"Karma buat lo! Lo kan anak haram." Mendengar itu, Jungkook terdiam lalu menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Menahan rasa sakit dari ucapan Soobin, saudaranya sendiri. Yang begitu mudahnya mengatakan kalimat sekeji itu.

"Baperan lo!" Jungkook tidak peduli, dia harus bisa membeli pot yang baru dan juga..

Membayar kue ulang tahun Ara yang hancur karenanya.

Anak itu membawa plastik itu menuju halaman depan, siapa tau disana ada pot bekas yang masih layak digunakan.

Dan benar, satu pot tergeletak di sudut kolam air mancur pekarangan rumah. Dia tersenyum, lalu mengambil pot itu.

Mengambil sekop dan juga pupuk yang dia letakkan di dalam garasi.

Tidak perlu membutuhkan waktu lama, Jungkook tersenyum saat bunga Lily itu sudah kembali seperti semula, hingaa matanya menangkap nama ibunya di pot itu.

Untuk adikku, Choi Hena.

Dia tersenyum sendu, saat mengetahui kalau om Siwon memberikan pot ini untuk ibunya.

 [✓] Jeon Jungkook (SELESAI)Where stories live. Discover now