Perang batin Filo

300 8 0
                                    

Will dan Filo masih berdebat di pinggir jalan kota London tentang insiden ganti rugi mobil.

Rasanya aku ada melupakan suatu hal, apa ya?
Hah.. Iya aku baru ingat kalo aku belum kabarin mama. Gimana nih ngabarinnya, mana Hp aku ada di tas yang aku ikatin. What the f*ck, aku udah kehilangan jejak mobil yang bawa koper aku. Aku harus cepat susul tuh mobil. Ucap Filo dalam hati sambil segera berlari.

Tapi kenapa dia seperti masih lari di tempat yang sama.

Apa yang terjadi? Kenapa tempat yang ku pijak semua sama? Tanya Filo heran dalam hatinya.

Tanpa Filo sadari Will memegang kerah belakang Cardigannya, sehingga membuat dia tidak bisa lari.

"Mau lari kemana kamu? Gak mau ganti rugi? Atau kamu mau aku bawa ke pengadilan, Hah? " Teriak Will dengan keras di telinga Filo, yang membuat Filo kaget ingin lompat dari tempatnya berdiri.

Nih orang manusia atau speaker sih? Ngomongnya gak bisa santai, Telinga gue mau tuli nih dengernya. Tuh pita suara kenapa sih gak putus-putus juga. Umpat Filo kepada Will dalam hatinya.

"Saya tau kalau kamu pasti lagi hujat saya dalam hati" Tukas Will kepada Filo, yang memang tidak salah lagi.

Nih orang apa dukun sih, kok bisa tau kalo gue lagi hujat dia. Batin Filo.

"Om, lepasin gak, atau aku teriak nih biar om digebukin orang-orang" Ucap Filo sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Will di Cardigannya.

"Kamu kalau mau teriak, ya teriak aja, gak bakalan ada yang berani Juga buat nolong kamu, kamu gak tau siapa saya" Jawab Will dengan lantang.

Memang siapa dia sehingga semua orang takut kepadanya. Batin Filo daritadi yang selalu berkecamuk dengan pikirannya sendiri.

"Kayanya aku curiga deh sama om?" Selidik Filo kepada Will.

"Apa maksud kamu? " Tanya Will.

"Pasti om ini ngaku-ngaku orang kaya kan padahal mobilnya cuma nyewa, kalo kaya mah tinggal beli yang baru lagi" Jawab Filo dengan suara lantang.

Will tertegun mendengar penuturan Filo yang sangat menginjak harga dirinya sebagai seorang Miliarder yang dikenal dan disegani dimana-mana. Selama ini tidak ada yang berani menjawab setiap perkataan Will dengan sangat ceroboh seperti gadis itu. Jika adapun mungkin orang itu sudah mati di tempat. Dia tahu bahwa dia sangat mampu membeli 10 mobil Bugatti dengan harga paling mahal sekalipun. Dan hal itu tidak akan membuatnya kehabisan uang, bahkan Will bisa saja membuat hujan uang untuk gadis didepannya itu jika dia mau.

Tapi mobil ini beda, ini adalah mobil kesayangannya yang merupakan hadiah ulang tahun dari papa nya saat dia berusia 17 Tahun. Sehari setelah hari ulang tahun Will remaja kedua orang tuanya meninggal dunia karena saat melakukan perjalanan bisnis pesawat Jet yang orang tuanya gunakan Meledak diudara. Kejadian itu benar-benar membuat Will yang dulunya seseorang yang ceria berubah menjadi sosok Will yang kejam. Bahkan ekspresi senyum bahagia pun rasanya Dia sudah tidak tau cara mengekspresikannya. Sekarang walaupun dia senyum tapi itu bukan senyum bahagia melainkan senyum membunuh. Walaupun ada kerabat orang tuanya, tapi dia tidak pernah menganggap kerabat kedua orang tuanya ada, baginya mereka hanyalah orang asing yang akan menjilat habis-habisan saat mereka ada maunya. Kenangan yang Will punya sekarang hanyalah mobil itu. Dan sekarang sangat wajar jika dia marah saat mobil kesayangannya itu lecet.

"Apa kau bilang barusan, apa kamu tau jika kau mengucapkan hal itu bisa membuat mu kehilangan nyawamu disini" Ancam Will sambil menatap Filo dengan penuh intimidasi.

Filo yang mendengar hal itu menjadi sangat ketakutan.

Kenapa aku merasa bahwa aku adalah tersangka yang paling bersalah ya di sini. Bisa-bisanya dia membicarakan soal nyawa manusia dengan mudahnya, seperti membicarakan nyawa seekor lalat yang tidak berguna. Batin Filo lirih sambil menundukkan kepalanya, karna dia sangat takut dengan tatapan mata itu.

Tanpa Filo sadari kepalanya sudah ditodong dengan pistol oleh Will.

"Sekarang sampaikanlah pesan-pesan terakhirmu sebelum aku mencabut nyawamu?" Ucap Will dengan seringaian tipisnya.

Filo berusaha menelan ludahnya. Dia merasa sudah mandi keringat. Apakah hari ini adalah akhir dari hidupnya.

Tanpa kau tembak aku dengan pistolmu itu pun, aku sudah merasa terbunuh dengan tatapan matamu itu. Batin Filo sangat ketakutan.

Will puas melihat ekspresi wajah gadis yang sangat ketakutan didepannya ini.

Bagaimana dendamku jika aku mati hari ini, apakah aku akan melepaskan Bryan begitu saja. Intinya semoga mama, daddy, dan kak karel menemukan mayatku, aku hanya ingin dikubur dengan layak, hiks.. hiks.. Daddy aku belum puas menunggangi mobil baruku" Tangis Filo dalam hati sambil memejamkan kedua matanya dan berdoa semoga orang ini tidak benar-benar ingin membunuhnya.

"Hey nona, apakah kau sangat ketakutan, padahal peluru ini belum menembus kepalamu loh" Ledek Will sambil tertawa sinis menatap Filo.

Astaga, bahkan saat dia hendak membunuh orang pun dia sempat-senpatnya tertawa di atas penderitaan ku, dasar psikopat mati saja kau. Batin Filo yang mengutuk Will dalam hatinya.

"Tenang saja gadis kecil, peluru ini tidak menyakitkan kok, hanya saja saat dia bersemayam di kepalamu nanti, seluruh organ di kepalamu akan melepuh dengan sangat perlahan dan aku akan menikmati tontonan gratis ini dengan senang hati" Ucap Will sambil menakut-nakuti Filo, karna baginya wajah Filo saat ini sangat lucu. Dia sedang berusaha mati-matian menahan tawanya. Jika boleh dia sangat ingin mengabadikan momen ini dengan ponselnya.

What? Tidak menyakitkan dia bilang, justru hal itu sangat mengerikan untuk kubayangkan sekalipun. Bahkan saat ini kata-katanya itu mampu membuatku mati secara perlahan. Sedangkan dia mengucapkan hal mengerikan seperti itu dengan santainya. Benar-benar psikopat gila" Batin Filo yang hanya bisa berbicara dalam hatinya tanpa berani mengeluarkan suara sedikitpun.

Saat-saat seperti ini hanya batinnya yang mampu dia ajak kompromi untuk menjadi teman bicaranya. Sedangkan pita suaranya sudah hilang entah sejak kapan.

Ya Tuhan, nunggu detik-detik kematian kok lama amat, kaya nunggu antrian ketoprak di indo. Ucap Filo yang hanya mampu berbicara dengan batinnya.

"Bagaimana, apakah sudah selesai mengatakan perpisahan dengan nyawamu?" Tanya Will dengan suara lirik ditelinga Filo.

Ucapan perpisahan kau bilang, memang ini ajang pidato perpisahan. Ingin mati aja kok susah. Huh. Batin Filo jengah

"Ok, karna kau diam, aku anggap itu sebagai persetujuan kalau kau sudah benar-benar siap untuk mati" Ucap Will dengan penuh tekanan.

Dimana-mana tidak ada orang yang setuju nyawanya diambil dengan cara seperti itu. Ucap Filo lirih.

"Baiklah aku akan menghitung maju sampai 3" Will dengan suara yang keras.

Bahkan sebelum membunuh Bryan pun aku sudah dibunuh duluan.
Baiklah Bryan, ku ucapkan selamat tidak mendapatkan pembalasan dari ku. Batin Filo sambil memejamkan matanya.

"Satu... Dua... " Hitung Will pelan dan akhirnya....

Bersambung.

Maaf ya akibat author hobi jemur pakaian, jadi ceritanya juga ikut kegantung, hehe..

Jangan lupa kasih vote ya kalau suka ceritanya🙏😇

The Billionaire King of The WorldWhere stories live. Discover now