Tentang Sekretaris Kent III (End)

232 6 0
                                    

"Apa yang kalian lakukan, kalian seharusnya minta maaf kepada Kent bukan kepadaku" teriak Will sangat keras dan membuat suaranya menggema di seluruh ruangan.

Mereka yang mendengarnya menjadi semakin ketakutan. Walaupun hanya anak kecil tapi mereka tau, kemampuan seorang keturunan Mafia tidak bisa dianggap remeh walaupun usianya baru melewati masa Golden Ace.

Mereka hanya menatap Kent tanpa berniat untuk meminta maaf.

"Oh, rupanya perintah ku kalian abaikan, baiklah" ucap Will kecil sembari mengambil ponsel dari saku jasnya hendak menelpon seseorang di seberang sana.

Mereka hanya bisa melihat tanpa tahu apa yang sedang Will bicarakan dengan orang yang dia telepon.

Tidak berapa lama orang yang ada di restoran itu menerima telepon dari sekretarisnya masing masing, yang dimana perkataan lawan bicara mereka di telepon membuat mereka tidak bisa berkata-kata karna saking syoknya.

Mereka segera berhambur berlari ke arah Kent dan membungkuk memohon ampun di hadapan Kent.

"Maafkan kami karna telah menghinamu, kami sudah salah tolong kembalikan milik kami, kami sudah tidak punya apa-apa jika sampai kami bangkrut" ucap mereka memohon ampun.

Will memerintah kan Sekretaris ayahnya untuk mencabut saham mereka dari perusahaan orang-orang yang ada di restoran itu. Karna keluarga Petrav adalah pemegang saham terbesar di setiap perusahaan. Jika sampai saham itu ditarik dari perusahaan mereka, maka harus bersiap untuk gulung tikar (bangkrut).

"Sepertinya permintaan maaf kalian sudah basi, apa yang kalian lakukan saat aku menyuruh kalian meminta maaf tadi" ucap Will sinis.

"Sekarang jangan harap aku membatalkan seluruh hukuman kalian, sekarang pergi tinggalkan tempat ini. Karna mulai hari ini jam ini menit ini detik ini kalian sudah 'tidak pantas' menginjakkan kaki kalian direstoran mewah berbintang ini, sama seperti halnya yang kalian ucapkan kepada temanku tadi. Nikmati saja buah dari perbuatan kalian tadi, kalian menyesal saja juga percuma. Karna tidak ada pengampunan untuk tikus-tikus seperti kalian" tukas Will panjang lebar dengan senyuman puas karna sudah berhasil melumpuhkan orang-orang sombong itu.

Mereka yang ada disitu hanya menangis penuh penyesalan dengan perbuatan mereka. Andai saja mereka tidak mencerca anak itu tadi semua tidak akan menjadi seperti ini.

"Tunggu apa lagi, silahkan angkat kaki kalian dari sini. Ini hukuman yang pantas untuk kalian, karna hukuman mati tidak ada nikmatnya sama sekali. Dan juga aku tidak mau mengotori tangan ku untuk membunuh sampah seperti kalian. Aku ingin membuat kalian mati secara perlahan, di mana saat kalian sudah hidup melarat untuk bernafas saja kalian sudah menyerah dan lebih memilih untuk mati dari pada bertahan hidup. Sungguh nikmat kan hukuman yang kuberikan, hahahaha" ucap Will kecil lantang sambil tertawa puas.

"Dan dengar, mulai sekarang dimanapun kalian mencari dan melamar pekerjaan, kupastikan tidak akan ada yang mau menerima kalian, bahkan untuk membeli sampah hasil pulungan kalian pun tidak akan ada yang berani karna itu adalah perintah ku dan bagi siapa saja yang berani menerima dan membantu kalian, jangan harap kalian bisa menikmati bantuan itu. Karna akan kupastikan orang itu mati ditempat dan waktu yang sama saat mereka menolong kalian. Camkan itu" ucap Will.

Saat ini sepertinya sifat Will yang ceria hilang entah sejak kapan, sekarang yang ada hanyalah Will yang sedang berdiri untuk keadilan. Will yang berdiri sekarang seketika berubah menjadi orang yang sangat kejam dan tak kenal ampun. Walaupun umurnya masih belum seberapa, tapi dia tau mana yang harus di bela dan mana yang harus ditumpas.

Para pengunjung restoran itu langsung berhamburan keluar dengan deraian air mata karna sudah kehilangan harta benda mereka hanya karna seorang anak gembel yang tidak tahu diri kata mereka.

Pelayan wanita yang memulai semua perkara ini tadi sudah terduduk lemas, karna kakinya sudah tidak bisa menumpu berat tubuhnya karna saking takutnya dia dengan keturunan penguasa di negara itu. Dia tidak bisa membayangkan apa hukuman yang akan dia terima dari Tuan Muda kecil itu.

"Dan untuk kau anj*ng kampung, kau yang sudah memulai semua ini. Aku mau sekarang kau minta maaf dan mencium kaki Kent. cepat" bentak Will penuh emosi

Sungguh jiwa seorang Mafia sudah melekat pada diri Will kecil ini. Aura membunuh bisa keluar kapan saja saat ada yang berani memantik bara api di dalam diri seorang Will Petrav.

"Maafkan aku tuan, aku salah aku minta maaf" ucap pelayan itu ampun sambil mencium kaki Kent.

Kent yang  melihat hal didepannya itu menjadi sangat tertegun. Sungguh dia bertanya-tanya sekuat dan sebesar apa kuasa Will yang baru beberapa menit yang lalu menjadi temannya, hingga semua orang menjadi begitu takut dan tunduk kepadanya. Will melakukan hal itu hanya demi mengangkat kembali harga diri Kent yang sempat dijatuhkan oleh orang-orang sombong tadi, Will sampai berbuat hal jauh yang mampu membuat orang yang menyaksikannya lebih memilih untuk tidak terlibat.

Will sepertinya aku harus belajar darimu, aku sungguh takjub dengan kemampuanmu yang mengintimidasi dan menghukum orang-orang itu. Batin Kent

Saat pelayan itu sedang membungkuk meminta ampun dikaki Kent, Will kecil langsung menendang wajahnya hingga hidungnya mengeluarkan darah segar.

Pelayan itu menangis sejadi-jadinya karena diperlakukan seperti seekor anjing. Sungguh dia benar-benar sangat menyesali perbuatannya tadi yang membuatnya dihukum seperti ini. Sungguh jika boleh memilih dia lebih baik langsung menyerahkan diri kepada algojo pemenggal kepala daripada harus berhadapan dengan Will.

"Kukatakan padamu, aku akan membuat hidupmu menjadi sangat sengsara sehingga kau lebih baik memilih mati" kata Will dengan keras.

"Pergi sebelum aku benar-benar meledakkan kepalamu" ancam Will.

Tanpa menunggu perintah kedua, pelayan itu langsung berlari meninggalkan restoran itu.

"Dan untuk restoran ini, mulai sekarang ditutup, tidak ada yang boleh memasuki nya" ucap Will kepada Manager restoran itu.

Manager yang mendengar itu terkejut bukan main, tapi mau melawan juga tidak baik untuknya. Lebih baik dia menurut saja sebelum dia jadi korban pertama dari pistol yang ada ditangan tuang muda kecil itu.

"Ba ba baik tuan muda" jawab manager dengan suara yang gemetaran.

Prok prok prok..
terdengar suara tepuk tangan dari arah belakang kedua anak kecil itu. Ternyata tepuk tangan itu berasal dari kedua orang tua Will.

"Bagus putraku, tidak sia-sia ajaran yang ku berikan padamu selama ini" puji Alexander Petrav kepada anaknya.

"Sepertinya putra kecilku sudah dewasa sekarang" ucap mama Will bangga.

"Mah pah ini semua berkat kalian" balas Will rendah hati.

Orang tuanya menanggapi dengan senyuman.

"Mah pah bolehkah aku mengajak Kent tinggal dirumah kita? " tanya Will.

"Tentu saja boleh sayang" ucap mamanya kepada Will.

"Boleh, papa akan menyekolahkan Kent ditempat yang sama denganmu. Jika kalian sudah besar, kalian lah yang akan mengurusi perusahaan papa, Kent sebagai asistenmu" ucap papanya tersenyum

"makasih mah pah" ucap Will
"Terima kasih om tante sudah mau menampung saya" ucap Kent

"Sama-sama sayang" balas mereka berdua

Flashback of

Jangan lupa kasih vote buat para Readers🙏🙏

The Billionaire King of The WorldWhere stories live. Discover now