Chapter 8 : Pesan

37 12 2
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Total sudah hampir satu bulan semenjak aku putus dari Bomin dan ia mendadak hilang. Investigasi polisi masih terus berlanjut dan Bomin belum juga ditemukan.

Kutatap dua buah gelang yang ada di telapak tanganku. Pikiranku melayang pada sebuah teka-teki mengenai bagaimana Ara bisa memiliki gelang ini? Apa malam itu, saat mereka terakhir kali bertemu, Bomin memberikannya pada Ara? Tapi kenapa? Padahal, lebih baik kalau gelang ini diberikan padaku. Tapi kenapa Ara? Gadis itu bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan gelang itu.

Tanpa sadar, tanganku sudah menggenggam kuat-kuat gelang tadi hingga kuku panjang milikku melukai sisi telapak tangan yang lain. Waktu kesadaranku kembali, aku buru-buru menyimpan gelang kami ke dalam sebuah kotak, lalu memasukkannya ke dalam laci.

"Ah," ringisan pelan ke luar dari bibirku ketika merasakan perih di telapak tangan. Segera kuambil langkah menuju kamar mandi, berniat untuk menyeterilkan luka di telapak tanganku. Jemariku tanpa sengaja menyentuh bagian yang luka, hingga mengenai darah di sana. Untuk beberapa saat, pandanganku terkunci pada luka itu, sebelum akhirnya aku mengalihkan atensi pada kran dan mulai membasuh lukaku.

Selesai membersihkan dan mengobati luka, aku kembali duduk di ujung ranjang. Sekarang, rasanya seperti banyak yang harus dikerjakan, tapi aku bingung apa yang harus kukerjakan. Semacam kalau kau diberi banyak tugas dari sekolah, tapi masih mencari aktifitas lain dan bilang kalau kau bosan. Persis seperti hari-hari sebelum aku bertemu Bomin dulu. Tapi itu sudah dua tahun yang lalu, sementara dua tahun belakangan, Bomin selalu yang jadi pengisi ruang kosong di hati dan hariku.

𝙐𝙣𝙠𝙣𝙤𝙬𝙣。Where stories live. Discover now