"Apa yang bakal kalian lakukan kalau orang yang pernah begitu kalian cintai mendadak hilang tanpa jejak?"
Setelah diguncang dengan hubungannya yang diputus secara sepihak, Ryucelle harus kembali menghadapi kejutan---mantan kekasihnya dikabarkan hila...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ruang kelasku sudah sepi semenjak beberapa menit lalu, tapi aku, Ellen dan Jeno masih belum beranjak dari dalam sana. Kami saling diam sementara Jeno terus menatapku penuh selidik, entah apa yang lelaki itu pikirkan.
"Jen," Ellen yang sedari tadi juga diam, akhirnya buka suara, "sampai kapan kita mau di sini?"
Jeno menjawab pertanyaan Ellen tanpa mengalihkan tatapannya dariku. "Kalau kau mau pulang, pulang saja dulu. Aku masih ada urusan dengan Ryucelle."
Ellen mencebik. "Kalian mau main rahasia-rahasiaan denganku, ya?"
Kali itu, Jeno baru mengalihkan pandangannya pada Ellen. "Bukankah kau yang sudah tidak betah di sini? Kalau begitu kau pulang saja. Sopirmu juga pasti sudah lama menunggu di bawah."
Selepas kalimat itu keluar dari mulut Jeno, Ellen tidak beri komentar apa pun. Gadis itu justru langsung pergi dari kelasku, tapi jelas sekali kalau ia sedang kesal pada kami.
Aku menghela napas lelah. "Kenapa kau bicara begitu pada Ellen?" protesku.
"Aku tidak merasa ucapanku salah." Jeno mendekatiku. Sekarang, si Lee itu sudah berdiri di hadapanku. Sorot mata Jeno berubah seperti sebelumnya, penuh selidik dan seolah memojokkan. "Kau dan Ara ada masalah apa lagi?"